Chanelmuslim.com – Salah satu syarat dibolehkannya poligami adalah jumlah maksimal isteri. Islam mensyariatkan bahwa seorang lelaki hanya boleh punya empat isteri dalam satu waktu. Tidak boleh lebih.
Firman Allah swt., “Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bila kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat…” (QS. An-Nisa: 3)
Ulama menafsirkan huruf wawu di ayat ini bermakna pemisahan, bukan pengumpulan. Artinya, silakan beristeri dua, atau tiga, atau empat. Inilah yang ditafsirkan para ulama ahlussunnah, di antaranya Ibnu Katsir.
Penafsiran ini didasarkan pada kebijakan Rasulullah saw. kepada seorang sahabat (Ghailan Ibnu Salamah) yang semasa belum masuk Islam sudah punya sepuluh isteri. Ketika sahabat ini masuk Islam, kesepuluh isterinya pun ikut masuk Islam. Maka, Nabi saw. memerintahkan kepadanya untuk memilih yang empat dari mereka (menceraikan yang lain). (HR. At-Tirmidzi, dinyatakan shahih dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)
Sementara selain ahlussunnah ada yang menafsirkan wawu pada ayat di atas dengan arti pengumpulan. Jadi, jumlahnya 2 plus 3, dan plus 4. Total jumlah isteri yang dibolehkan menjadi 9. Mereka berdalil jumlah isteri Rasulullah saw. sembilan.
Mazhab Zhahiri berpendapat bahwa angka 2, 3, dan 4 pada ayat di atas bermakna kelipatan dua. Yaitu, 2 x 2 plus 3 x 2, plus 4 x 2. Jadi total isteri yang dibolehkan menjadi 18.
Lebih parah lagi aliran Syiah yang berpendapat bahwa lelaki boleh menikahi berapa pun wanita yang diinginkannya.
Imam Al-Qurthubi berpendapat bahwa penyimpangan tafsir itu menunjukkan kebodohan terhadap bahasa Arab dan As-Sunnah, serta menyelisihi kesepakatan umat.
Soal Rasulullah boleh beristiri sembilan, Ijma’ Ulama menyatakan bahwa itu sebagai kekhususan buat Rasulullah dan tidak untuk umatnya. Imam Syafi’i menyatakan bahwa adanya kesepakatan ahlul ilmi tentang tidak bolehnya selain Rasulullah mengumpulkan lebih dari empat isteri. Mh/asysyariah