ChanelMuslim.com – Zulkifli adalah seorang nabi yang sangat terkenal dengan kesabarannya, ia mampu melawan godaan setan yang berwujud orang tua, dimana setan ini berusaha keras untuk menggagalkan keberhasilan Zulkifli dalam memenuhi tiga syarat yang diajukan Ilyasa.
Kesabaran Zulkifli ini diabadikan dalam surah al-Anbiya ayat 85:
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.
Berikut ini kelanjutan Kisah Zulkifli dengan Setan yang Berwujud Orang Tua (Bag.1)
Keesokan harinya, ketika Zulkifli berada dalam majeslinya, ia melihat-lihat sekelilingnya untuk mencari orang tua yang datang kepadanya kemarin, namun ia tidak dapat menemukannya. Maka iapun melanjutkan perjalanannya seperti biasa.
Kesabaran Zulkifli Melawan Setan Berwujud Orang Tua (Bag.2)
Lalu keesokan harinya, ketika ia kembali ke majelisnya, ia mencari-cari orang tua itu lagi, namun tetapi saja ia tidak melihat ada orang tua tersebut di sana.
Tibalah saat Zulkifli berniat menyisihkan waktu untuk beristirahat. Namun baru saja ia hendak mengambil posisi tidurnya, pintu rumahnya tiba-tiba diketuk seseorang.
Lalu ia bertanya, “Siapa itu?”
Tamu itu menjawab, “Aku adalah seseorang yang sudah tua dan terdzolimi.”
Lalu Zulkifli membuka pintunya dan langsung bertanya, “Bukankah sudah aku katakan kepadamu untuk datang ketika aku berada dalam majelisku?”
Orang tua itu menjawab, “Kaumku adalah kaum yang paling jahat, apabila aku dipertemukan pada saat kamu duduk di majelismu, tentu saja mereka akan mengatakan, ‘Kami tentu akan memberikan semua hak-hakmu.’ Namun ketika kami semua sudah kembali mereka akan mengingkarinya.”
Lalu Zulkifli berkata, “Pergilah kamu dan bawa kaummu untuk menghadapku.”
Maka orang tua itupun pergi. Namun setelah menunggu hingga sore hari orang tua itu tidak juga kembali, sedangkan waktu istirahatnya sudah berlalu.
Keesokan harinya, Zulkifli berniat untuk menyisihkan waktu siangnya untuk beristirahat, karena ia sudah tidak dapat lagi untuk menahan rasa kantuknya.
Lalu ia berpesan kepada beberapa kerabatnya, ‘Janganlah kamu biarkan ada seseorang yang mendekati pintu ini agar aku dapat tertidur, karena aku tidak kuat lagi untuk menahan rasa kantukku ini.”
Tidak lama kemudian, datanglah orang tua tersebut. Namun ketika ia hendak mengetuk pintu, ia dicegah oleh seseorang, “Menjauhlah kamu dari pintu itu!”
Lalu orang tua itu berkata, “Kemarin aku telah menemuinya dan memberitahukan keperluanku.”
Penjaga pintu itu menukas, “Tidak boleh! Kami telah diperintahkan olehnya untuk tidak mengizinkan siapapun mendekati pintu ini.”
Maka orang tua itupun menjauh dari pintu. Namun, dari kejauhan ia melihat ada lubang di rumah tersebut yang dapat ia masuki. Maka ketika para penjaga sedang lengah, iapun mengendap-endap memasuki rumah tersebut dari sebuah lubang yang sempit.
Ketika sudah di dalam rumah, orang tua itu mengetuk pintu rumah dari dalam. Maka bangunlah si empunya rumah dan berkata, “Wahai fulan bukankah aku sudah mencegah agar tidak seorangpun dapat memasuki rumah ini!”
Orang tua itu menjawab, “Bagiku tidak ada yang dapat menghalangiku untuk memasuki apapun yang aku mau. Lihat saja sendiri bagaimana aku dapat masuk ke dalam rumah ini.”
Kemudian Zulkifli jalan menuju pintu rumahnya. Dan setelah ia memeriksa, pintu itu terkunci sebagaimana ia menguncinya. Lalu iapun memandang orang tua yang telah berada di dalam rumahnya itu dengan raut muka yang bertanya-tanya.
Akhirnya Zulkifli dapat mengambil kesimpulan, lalu ia bertanya untuk memastikannya, “Apakah kamu musuh Allah?”
Orang tua itu menjawab, “Benar sekali. Kamu telah membuatku lelah sekali, padahal aku telah melakukan apapun untuk membuatmu marah.”
Demikianlah laki-laki sabar ini diberi nama Zulkifli, karena ia dapat memenuhi apapun yang dapat dibebankan kepadanya. Termasuk tiga syarat yang diajukan oleh Ilyasa untuk memilihnya sebagai penggantinya. [Ln]