ChanelMuslim.com – Masjid tempat mengeluh ini ditulis oleh Andre Raditya dari Pelayan Nasi Jumat Indonesia. Selengkapnya, ia menulis pengalamannya sebagai berikut.
Pekan lalu saya membaca berita ini. Ada seorang ayah yang tertangkap CCTV mencuri kotak infak masjid.
Namun aneh, dari pencuri lainnya, beliau meninggalkan pesan yang cukup membuat hati merasa janggal.
Beliau mengaku hal tersebut dilakukan karena dasar terpaksa sebab untuk membelikan HP anaknya untuk sekolah online.
Dan yang lebih membuat saya jadi sedikit trenyuh adalah niatannya untuk mengembalikan dan infak itu setahun lagi.
Ketika mau menulis dan mengulasnya, saya maju mundur. Khawatir ada beragam pro dan kontra. Tapi pagi ini akhirnya saya post juga.
Entah apa yang orang pikirkan.. tapi hati kecil saya kok berkata.
“Ini Bener.. pas sudah..”
Sebab beginilah seharusnya fitrah berpikirnya orang susah dan lemah saat mencari solusi..
Ke masjid..!!
Cuma caranya aja yang salah..
Tapi artinya.. Dalam hati kecil beliau tahu. Yang bisa saya datangi cuma masjid. Sebab insyaallah orangnya baik-baik dan penuh kemakluman. Kalaupun ketangkap, semoga dimaafkan.
Dari pada datang ke tetangga dihina.
Datang ke pejabat diusir.
Maka ia memilih datang ke masjid. Tempat di mana syiar agama dibangun.
Yang selama ini mengajak untuk saling menolong dalam kebaikan.
Maka, andai di setiap masjid menuliskan besar-besar di papan saldonya dengan kalimat..
Saldo ini milik kaum muslimin..
Jika ada yang kelaparan, hubungi kami. Jika ada yang nggak bisa bayar anaknya sekolah, hubungi kami.
Jika ada yang terancam terusir dari kontrakannya, hubungi kami. Jika ada yang tak bisa bayar biaya berobat, hubungi kami.
Tangismu adalah tangisan kami. Ceriamu adalah ceria kami..
Saatnya bangkit menatap masa depan bersama Takmir Masjid Al Anu. Tertanda, Takmir Masjid.
(Note: Kalimat terakhir terinspirasi dari yang kepikiran pasang baliho di lokasi bencana)
Andai begitu.. beeuuuhhhh. Syahdu guys. Kalau perlu, pakai spanduk besar di depan masjid.
Sampaikan ke jamaaah: “Masjid adalah tempatmu berkeluh kesah”.
Baca Juga: Ketika Anak Mengeluh tentang Pesantren
Masjid Tempat Mengeluh
Ya ngeluh ke Alloh lewat munajat.. ya curhat ke takmir supaya dapat langkah nyatanya. Maka harusnya di setiap masjid, setidaknya masjid Agung, Masjid Jami’ atau masjid Raya, disediakan pojok konseling untuk kesulitan masyarakat.
Biar jamaah tahu, ke mana harus curhat. Mereka butuh sentuhan spiritual yang menenangkan hati agar tak salah langkah.
Ngobrol santai dengan semangkok mie instan dan secangkir es teh manis. Mungkin jadi sebab terangnya pikiran.
Ditambah siraman qalbu dengan ayat Quran dan hadits Rasululloh yang sesuai dengan masalah yang sedang mereka hadapi.
Inilah masjid sebagai solusi.
Kalau sudah demikian, maka mau tidak mau. Masjid jadi kreatif mengelola finansial. Mulai dari pemasukan sampai pengeluaran.
Pengeluarannya beragam: untuk biaya pendidikan sekian, pinjaman lunak sekian, Makan gratis sekian.
Sudah bukan zamannya saldo masjid menumpuk. Pakai semuanya untuk umat. Kalau perlu minus.
Agar jamaah tergerak ikut lagi berinfak karena ada Why-nya.
Masjid harus pinter ngeluarin duit. Sudah tak lagi kita bisa mengandalkan pejabat ya katanya peduli rakyat. Sudahlah. Jangan lagi mengharapkan mereka.
Beliau-beliau juga tengah sibuk menggunakan uangnya untuk baliho dan spanduk demi rakyat bisa pandai membaca lancar dari kejauhan tanpa harus mengeja.
Itu kerja yang harus kita apresiasi, demi meningkatkan minat baca negeri ini yang katanya berada di peringkat 75 dari 85 negara.
Masjid harus siap. Sediakan kotak-kotak untuk beragam keperluan.
- Untuk pembangunan sendiri.
- Untuk kebutuhan umat.
- Untuk jamuan makan jama’ah.
- Untuk biaya pendidikan.
Dengan demikian, jamaah tahu harus memasukkan infak, wakaf, zakat dan sedekahnya ke mana sesuai keinginan hatinya. Pun supaya Takmir tak khawatir salah akad.
Kalau pengeluaran sudah banyak, pemasukan juga akan dipikir bahwa infaq bukanlah satu-satunya sumber.
Takmir harus bisa berpikir bagaimana caranya masjid punya usaha yang menopang kegiatan sosialnya. Akhirnya pasti jadi punya.
Sebab ada itu karena dipikir: Insyaallah jadi punya “UMKM – Usaha Meningkatkan Kekayaan Masjid”. Hehe..
Dan untuk para takmir masjid. Ayo kita songsong masjid yang demikian. Karena sejatinya, tugas Takmir (Pemakmur Masjid) itu ada 4, kata Allah.
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18)
- Beriman kepada Allah dan Hari Akhir
- Melaksanakan shalat
- Menunaikan zakat
- Tidak takut apapun kecuali Allah
Bagaimana kita bisa beriman pada Alloh dan hari akhir jika saudara kelaparan saja kita tak tahu dan tak mau tahu.
Saya ingat satu hadits tentang utang..
Bahwa munculnya doa bebas hutang yang diriwayatkan Abu Umamah Radhiallahu’anhu itu lantaran Rasululloh sholallahu’alaihi wassalam bertanya menyapa beliau.
Dari kejadian ini kita belajar.. bahwa tugas Takmir itu adalah MENYAPA JAMAAH.
Bagaimana tahu kesulitan jamaah kalau takmirnya hanya ingin dihormati. Berjalan angkuh merasa penting. Tak ada sapa tak ada salam.
Yang ada hanya larangan.
🚫 “Dilarang tidur di masjid”.
🚫 “Dilarang ngecharge Handphone”.
🚫 “Dilarang membawa anak-anak”.
Dan larangan lainnya.
Itu bukan masjid yang kita inginkan..
Itu bukan masjid yang kita rindukan.
Semoga setelah ini, akan banyak masjid yang kemudian bermunculan memakmurkan jamaah. Bukan yang terus menuntut minta dimakmurkan.
Masjid adalah tempat mengeluh. Dan biarkan masyarakat mulai melihat itu di masjid-masjid kita.
Dan terakhir.. kalau ada yang mengenal di mana lokasi masjid ini. Tolong infokan ke Takmir-nya, saya siap mengganti isi kotak infaq yang hilang jika dirasa setahun terlalu lama. Salam, Andre Raditya.[ind]