ChanelMuslim.com – Anggota Komisi I DPRD Kota Bekasi Eka Widyani Latief, S.KM., M.Si. mengatakan bahwa belum ada keberpihakan pemerintah Kota Bekasi terhadap kelompok disabilitas.
Ditemui pada peringatan Hari Disabilitas Internasional 2021 di RB Ibtisamah, Jatiasih, Kota Bekasi, Eka menuturkan bahwa dari jargon Kota Bekasi menjadi kota inklusif masih jauh dari harapan.
Pasalnya, dari segi anggaran, Pemkot Bekasi belum memperlihatkan keberpihakan terhadap kelompok disabilitas.
“Padahal Bekasi sudah memiliki Perda Bekasi Kota Inklusif sejak periode lalu, tetapi dilihat dari struktur APBD-nya belum terlihat keberpihakan terhadap kelompok disabilitas,” ujar Eka kepada ChanelMuslim.com, Jumat (3/12).
Eka mengajak pemerintah Kota Bekasi untuk lebih peduli lagi dengan masyarakat Kota Bekasi, khususnya yang terkategori difabel atau mempunyai kemampuan khusus.
Diakuinya, Bekasi memang memiliki sekolah inklusi yang didirikan sejak tahun lalu, tapi sekolah tersebut belum mampu menjalani fungsinya sebagai sekolah ideal bagi anak-anak disabilitas.
“Sekolah inklusi yang sudah berjalan itu, mereka menerima anak-anak disabilitas tapi tidak disiapkan SDM atau pengajar yang mumpuni. Jadi daya dukungnya tidak ada. Mereka sekadar menerima murid disabilitas tapi tidak tahu mau diapakan,” ungkap Eka.
Baca Juga: Netty Prasetiyani: Segera Implementasikan UU No. 8 Tahun 2016 tentang Disabilitas
Eka Widyani: Belum Ada Keberpihakan Pemkot Bekasi terhadap Disabilitas
Menurut Eka, Dinas Pendidikan Kota Bekasi juga bertanggung jawab terhadap penyediaan akses pendidikan yang layak untuk disabilitas.
“Sekolah inklusi yang sudah dibuka sebaiknya juga didukung oleh SDM guru yang mampu mendidik anak berkebutuhan khusus. Ini tugas Dinas Pendidikan. Ketika ada sekolah inklusi, siapkan semuanya,” kata Eka yang menangani Bidang Kesejahteraan Sosial itu.
Selain menyiapkan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan, Dinas Pendidikan, tambah Eka, juga seharusnya dapat menyediakan akses pendidikan yang terjangkau bagi kaum disabilitas.
“Setidaknya, satu sekolah khusus di setiap kecamatan untuk anak-anak disabilitas sehingga lebih terjangkau dari tempat tinggal masing-masing,” tambahnya.
Poin ketiga yang menjadi sorotan Eka adalah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang disabilitas.
“Disabilitas adalah bagian dari masyarakat, warga negara, yang juga mempunyai hak. Namun nyatanya, masih banyak masyarakat yang merasa aneh dan menganggap mereka sebagai beban,” ujar Eka.
Eka menilai, tidak ada struktur pemerintahan kota yang melakukan fungsi sosialisasi dan edukasi memperkenalkan kelompok disabilitas ini kepada masyarakat umum.
“Jadi, bagaimana masyarakat akan peduli jika mereka tidak mengenal disabilitas? Dinas mana yang bertanggung jawab untuk melakukan sosialisasi ini?” tambah Eka yang juga hobi mendaki gunung itu.
Menurut Eka, teman-teman disabilitas memiliki kemampuan khusus dan dapat diberdayakan untuk ikut membangun Kota Bekasi.
“Dengan diberikan akses pendidikan, pekerjaan, serta pelayanan lainnya, teman-teman disabilitas juga mampu ikut membangun Kota Bekasi,” tutupnya.[ind]