ChanelMuslim.com – Imam Al Fudhail bin Iyadh pernah menangis saat membaca surat dari Imam Abdullah bin Mubarak. Saat itu, Imam Al Fudhail sedang giat beribadah di Makkah dan Madinah. Beliau pun mendapat surat yang berisi perihal jihad dari Imam Abdullah bin Mubarak.
Baca Juga: Alasan Surat At Taubah Tidak Ada Basmalah
Imam Al Fudhail bin Iyadh Menangis Membaca Surat
Dikutip dari Alfahmu.id, website resmi Ustaz Farid Nu’man, saat itu, Imam Abdullah bin Al Mubarak di medan jihad, sementara Imam Al Fudhail bin ‘Iyadh sedang asyik beribadah di Haramain (Mekkah dan Madinah).
Al Haafizh Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dalam biografi Imam Abdullah bin Al Mubarak, dari jalan Muhammad bin Ibrahim bin Abi Sukainah, katanya: Abdullah bin Al Mubarak mendiktekan kepada saya bait-bait syair di daerah Tharsus.
Lalu saya meninggalkannya dan pergi. Saya membawa surat itu dan menjumpai Al Fudhail bin ‘Iyadh pada tahun 170 –dalam riwayat lain tahun 177.
“Wahai ahli ibadah di dua tanah Haram … seandainya kau melihat kami, niscaya kau akan tahu bahwa engkau dan ibadahmu itu hanyalah main-main belaka .. Orang yang membasahi pipinya dengan linangan air matanya … sementara kami membasahi leher kami dengan darah-darah kami.
Atau orang yang membuat lelah kuda perangnya dalam kesia-siaan … sementara kuda-kuda kami lelah payah di medan pertempuran .. Aroma bagimu adalah wewangian yang semerbak, sementara wewangian kami …. adalah pasir dan debu-debu yang mengepul.
Telah datang kepada kita sabda sang nabi …. Perkataan yang jujur lagi benar dan tidak dusta … Bahwa tidaklah sama debu-debu kuda di jalan Allah yang menempel di hidung seseorang dan kobaran asap dan api yang menyala-nyala …
Inilah kitabullah yang berbicara di antara kita … orang mati syahid itu tidaklah mati, dan ini bukanlah kedustaan …”
Muhammad bin Ubrahim bin Abi As Sukainah berkata: Saya menemui Al Fudhail bin ‘Iyadh di Masjidil Haram dan dia bersama surat itu. Ketika dia membacanya, nampak kedua matanya berlinang.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 73, Manfaat Hewan Ternak
Telah Benar Menasihatinya
Dia berkata, “Abu Abdirrahman (Abdullah bin Al Mubarak) telah benar dan dia telah menasihatiku.”
Muhammad bin Ibrahim bertanya, “Apakah engkau termasuk yang menuliskan haditsnya?”
Beliau menjawab, “Ya.” Lalu, dia bekata lagi: “Tulislah hadits ini, sebagai balasan untukmu yang membawakan surat Abu Abdirrahman untukku.”
Lalu Al Fudhail bin ‘Iyadh mendiktekan untukku: Berkata kepada kami Manshur bin Al Mu’atamar, dari Abu Ash Shaalih, dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Apakah ada amal perbuatan yang sebanding dengan jihad fi sabilillah?, beliau menjawab, “Kalian tidak akan mampu.”
Mereka bertanya hingga dua atau tiga kali, semuanya dijawab, “Kalian tidak akan mampu.”
Begitu yang ketiga kalinya, beliau bersabda, “Perumpamaan mujahid di jalan Allah bagaikan seorang yang berpuasa, shalat malam, berdzikir membaca ayat Allah, tidak pernah henti dari puasa dan shalatnya itu sampai pulangnya si mujahid di jalan Allah Ta’ala
Sahabat Muslim, semoga kita bisa mengambil inspirasi dari kisah di atas. Aamiinn. [Cms]