ChanelMuslim.com – Memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional, Pembina Yayasan Ibtisamah Heri Koswara, M.A. menegaskan bahwa Bahasa Isyarat adalah Bahasa Ibu Sahabat Tuli.
Heri mengatakan bahwa bahasa ibu dari sahabat Tuli merupakan budaya yang melekat pada identitasnya.
“Hormati, hargai dengan menerima keberadaannya, menyediakan aksesnya dalam segala institusi dan kesehariannya. Bahkan jika perlu ikut mempelajarinya dan menggunakannya,” ujar Heri bertepatan dengan Hari Bahasa Isyarat Internasional pada 23 September 2021.
Heri dan istri, Nur Indah Harahap adalah orang tua anak Tuli. Mereka mendirikan Yayasan Ibtisamah yang bergerak dalam pendidikan untuk anak-anak Tuli.
Anak kedua mereka, Amatullah Basiimah, adalah salah satu pengajar anak-anak Tuli di sekolah Ibtisamah.
Meskipun terlahir Tuli, Heri dan istri tetap mendukung dan mendorong Basiimah untuk berkarya dan bermanfaat bagi orang lain.
Baca Juga: Berbincang dengan Ridwan Saidi, Heri Koswara Bahas Sejarah Betawi
Heri Koswara: Bahasa Isyarat adalah Bahasa Ibu Sahabat Tuli
Nur Indah Harahap yang juga pegiat bahasa isyarat mengatakan bahwa hadiah terindah bagi perkembangan bahasa isyarat di Indonesia tahun ini adalah penyusunan Pedoman Membaca al-Qur’an bagi Tuli.
Proyek itu dilaksanakan oleh orang-orang Tuli dan dengar dalam komposisi yang seimbang.
Pedoman ini diprakarsai oleh Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an, Kementerian Agama Republik Indonesia.
“Bukanlah sesuatu yang mudah bagi orang dengan orientasi bunyi/suara mendalami dan memahami budaya orang dengan orientasi visual,” tulis Nur Indah dalam postingan Instagramnya, 23 September 2021.
Begitu pun sebaliknya tidak mudah bagi orang dengan orientasi visual untuk memahami budaya orang dengan orientasi bunyi/suara.
Pun tidaklah sederhana memandang perspektif baca al-Qur’an bagi Tuli, menggali isyarat huruf demi huruf, harakat demi harakat, dan menyepakatinya dalam sebuah pedoman.
“Namun, rasa cinta akan al-Qur’an, kesabaran dalam belajar dan memperluas wawasan, ukhuwah dalam kepedulian dan kasih sayang akan meruntuhkan tembok hambatan dalam menyusun pedoman ini,” tambahnya.
Mungkin pedoman ini masih jauh dari pemenuhan kebutuhan membaca al-qur’an secara mendalam, namun pendoman ini akan menjadi penggugah bagi sekolah, orang tua, taman pendidikan al-qur’an,
majelis taklim dan pesantren yang ada untuk dengan gegap gempita menerima dan memberikan akses belajar bagi anak-anak maupun orang dewasa Tuli untuk belajar membaca al-Qur’an sesuai dengan rukhshoh/kemudahan yang Allah berikan melalui membaca al-Qur’an dengan isyarat.
Selamat Hari Bahasa Isyarat Internasional 2021.[ind]