ChanelMuslim.com- Bergerak itu tidak mesti maju. Kadang bisa menyamping, mundur, atau zigzag. Tapi, resultannya tetap maju.
Hidup ini boleh jadi menjadi sisi lain dari seni melakukan perubahan. Bisa perubahan diri, keluarga, umat, bahkan negara.
Yang jelas, dari semua area perubahan itu yang menjadi hitung-hitungan adalah adanya perubahan untuk lebih maju. Walaupun, strateginya bisa nyamping dulu, zigzag, atau mungkin seolah mundur dulu.
Sepintas orang menyebutnya dengan ‘cari jalan selamat’. Upayanya tetap sebagai perubahan, tapi menghitung potensi yang merugikan agar tidak terjadi.
Contoh, menerima untung minim asal usaha atau bisnis tetap terus jalan, cuti kuliah dengan bisnis kecil-kecilan demi bisa membiayai kuliah, nikah dulu sebelum lanjut S2 agar syahwat terjaga, dan seterusnya.
Langkahnya terkesan mundur, stag, nyamping, dan lainnya; tapi resultannya tetap maju. Selain itu, waktu tempuh memang menjadi variabel yang paling jelas terkorbankan, selain tentunya tenaga.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melakukan itu dalam sebuah peristiwa besar. Yaitu, dalam perjalanan hijrah ke Madinah.
Langkah yang ditempuh Nabi menuju Madinah tidak berjalan ke depan atau lurus-lurus saja. Tapi, justru melangkah ke arah belakang, berdiam beberapa hari, kemudian melangkah ke samping, memutar, dan kemudian bergerak pasti menuju ke Madinah.
Hal itu tidak menunjukkan Nabi takut, kurang percaya diri, atau biasa yang disebut cari selamat. Melainkan, sebagai strategi agar bisa selamat sampai tujuan.
Istilah cari selamat sangat berbeda dengan mencari jalan selamat. Cari selamat lebih menunjukkan kekalahan mental sebelum berjuang. Tapi cari jalan selamat menunjukkan usaha yang gigih agar bisa selamat sampai tujuan. Meskipun waktu tempuhnya jadi lebih lama dan dengan tenaga ekstra.
Allah subhanahu wata’ala tidak hanya memerintahkan kita istiqamah atau konsisten pada tujuan. Tapi juga membekali kita dengan akal pikiran.
Silahkan pertahankan idealisme. Tapi, upaya itu tidak mesti membuat perjalanan sebuah perubahan menjadi kandas. Apalah arti idealisme dalam area imajinasi sementara langkahnya menjadi terhenti.
Lihatlah cara air mengalir dari pegunungan menuju muara melalui wadah yang disebut sungai. Ia tidak mengalir lurus karena hal itu sulit dilakukan. Tapi berkelok-kelok dengan jarak dan waktu tempuh yang lebih panjang. Tapi, tetap saja ia sampai ke tujuan.
Bahkan ada nilai lain dari berkelok-kelok dan waktu tempuh lebih lama. Yaitu, sebagai perjalanan pengorbanan yang mengasyikkan. Ada pemandangan lain di situ, dan tentu saja ada pengalaman yang berbeda.
Jadi, jangan kendor dalam semangat melangkah. Jangan kurangi idealisme. Tetap pada cita-cita besar. Tapi juga, buka lebar-lebar aneka jalan yang bisa ditempuh. Yang penting, bisa selamat sampai tujuan. [Mh]