ChanelMuslim.com – Untuk mengetahui hikmah penciptaan laki-laki dan perempuan mari kita menilik surah An-Nisa ayat satu.
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya (hawa), dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Baca Juga: Hikmah Berpikir Tentang Ciptaan Allah
Hikmah Penciptaan Laki-Laki dan Perempuan
Banyak yang salah paham dalam memahami ayat diatas. Pencitaan perempuan (Hawa) yang berasal dari Adam dianggap sebagai bentuk penghinaan dan merendahkan kedudukan perempuan sehingga menjadi pembenaran bagi laki-laki untuk berlaku sewenang-wenang.
Namun, perlu kita perhatikan terlebih dahulu. Benarkah seperti itu? Di awal ayat Allah menyeru kepada seluruh hambanya tanpa terkecuali agar bertakwa kepada Allah yang telah menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada.
Takwa kepada Allah yang telah menciptakan manusia sangat berkaitan dengen tujuan penciptaannya, yaitu untuk berbuat kebaikan dan memakmurkan bumi ini. Sebagaiman perkataan Nabi Shalih kepada kaumnya:
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya) (QS. Hud : 61)
Dari ayat-ayat di atas menjadi bukti bahwa bentuk ketakwaan manusia tidaklah boleh bertentangan dengan tujuan kehadirannya di muka bumi.
Maka sangatlah keliru ketika seseorang mengatakan bahwa surah An-Nisaa ayat satu ini menjadi pembenaran bagi laki- laki untuk menindas perempuan karena hal tersebut bertentangan dengan tugas manusia sebagai seorang khalifah dan pemakmur bumi.
Penciptaan laki-laki dan perempuan dari jiwa yang satu memberikan makna bahwa Allah ingin antara laki-laki dan perempuan terjalin kerjasama, kasih sayang dan saling membantu. Satu dengan yang lainnya menjalankan peran masing-masing untuk saling melengkapi.
Terciptanya Adam yang mewakili laki-laki sebagai makluk pertama bukan menjadi parameter kemuliaan. Tidak semua yang pertama adalah utama, sebagaimana Nabi Muhammad adalah nabi terakhir namun beliau adalah utusan yang terbaik.
Maka dari itu derajat kemuliaan seorang hamba tidak dapat diukur dari jenis kelaminnya akan tetapi seberapa tinggi derajat takwanya dihadapan Allah