ChanelMuslim.com – Apabila kita ingin hidup sukses, maka salah satu caranya adalah menjaga hubungan dengan orang tua kita agar selalu baik.
Kesuksesan bisa disebabkan oleh bagaimana cara kita memperlakukan mereka
Baca Juga: Doa Orang Tua yang Membuat Kita Sukses
Surga itu sangat Dekat
Dilansir dari channel telegram Mohamad Su’ud, dituliskan bahwa tidak ada makna hidup bagi seorang anak, disanjung, dihormati di luar sana, tapi bermasalah dengan orang tua.
Apa artinya seorang anak berlimpah harta, tapi meninggalkan orang tua.
Anak-anak seperti ini seakan-akan bahagia, padahal kenikmatannya tidak lama lagi musnah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ، قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
“Rugi besar ia! Rugi besar! Rugi besar!” Seorang bertanya, “Siapa dia wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Orang yang mendapati salah seorang atau kedua orang tuanya ketika mereka sudah renta tapi ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim: 2551).
Kesempatan bagi kita yang masih bersama orang tua, baik ayah atau ibu.
Surga itu sangat dekat, maka perbaiki hubungan kita dengan orang tua.
Selesaikan masalah dengan orang tua secepatnya. Jangan tunggu waktu.
Dituliskan bahwa kita tidak akan hidup tenang apabila menyakiti orang tua.
Kita akan dilanda kesempitan apabila belum sepenuh jiwa menyayangi orang tua.
Kesuksesan bukan jauh di sana, kesuksesan bermula dari bakti kita dengan orang tua.
Baca Juga: Mona Ratuliu: Banyak Orang tua Salah Kaprah dalam Menentukan Kesuksesan Anak
Cara Para Salaf Menjaga Hubungan dengan Orang Tua
Kita bisa meneladani para salaf yang menjaga perasaan orang tua mereka. Berikut cara yang mereka lakukan.
Pernah ditanyakan kepada ‘Ali Ibnul Husain rodhiyallohu ‘anhu.
“Engkau adalah orang yang paling berbakti, tetapi kami tidak pernah melihatmu makan bersama ibumu!”
Beliau menjawab, “Aku takut tanganku akan mengambil makanan yang sudah dilirik duluan oleh ibuku.
Hal ini membuatku telah mendurhakainya…” (‘Uyunul akhbar 3/101)
Dari Hafshah binti Sirin ia berkata, “Muhammad Ibnu Sirin jika mengunjungi ibunya ia tidaklah berbicara dengan semua lisannya karena takut ibunya.” (Sifatus Sofwah 3/173)
Sebagian keluarga Sirin berkata, “Aku tidak pernah melihat Muhammad Ibnu Sirin berbicara dengan ibunya sedikit pun kecuali dengan menunduk.” (Hilyatul Auliya’ 2/273)
Tholq Ibnu Habib selalu mencium kepala ibunya.
Ia tidak mau berjalan di lantai atas, sementara ibunya di lantai bawah karena begitu menghormatinya. (Birrul walidain, at Thurthusy hal. 78)
Kita dapat melihat mereka yang taat begitu hormat dan tawadhu kepada orang tuanya.
Semoga kita bisa lebih berbakti kepada orang tua kita. Aamiinn. [Ind/Camus]