Chanelmuslim.com – Senantiasa mengingat Allah, baik ketika taat maupun bermaksiat. Seorang muslim senantiasa memikirkan Allah ketika ia sedang bermaksiat kepada-Nya dan keluar dari ketaatan kepada-Nya. Ia membayangkan seakan ancaman dari-Nya ada di hadapannya, azab-Nya telah turun menimpanya, dan hukuman dari-Nya telah turun di halamannya.
Demikian juga halnya, ia senantiasa memikirkan Allah pada saat menaati-Nya dan mengikuti syariat-Nya Ia membayangkan seakan-akan janji-Nya telah benar-benar Dia tunaikan kepadanya dan keridhaan-Nya telah Dia anugerahkan kepadanya.
Sikap seorang muslim ini merupakan bentuk baik sangka kepada Allah. Dan termasuk adab kepada Allah adalah berbaik sangka kepada-Nya. Sebab, bukan temasuk sikap yang beradab jika seseorang berburuk sangka kepada Allah, lalu ia bermaksiat kepada-Nya dan keluar dari ketaatan kepada-Nya, serta mengira Allah tidak mengawasinya dan tidak akan menghukumnya atas dosa-dasanya. Allah berfirman:
“…Bahkan kamu mengira Allah tidak mengetahui banyak tentang apa yang kamu lakukan. Dan itulah dugaanmu yang telah kamu sangkakan terhadap Tuhanmu, (dugaan itu) telah membinasakan kami, sehingga jadilah kamu temasuk orang yang rugi.” (Fushshilat: 22-23)
Temasuk sikap yang tidak beradab jika seseorang bertakwa kepada Alah dan menaati-Nya, tapi ia mengira Allah tidak akan memberi pahala atas amal baiknya dan tidak menerima ketaatan serta ibadahnya. Allah berfirman:
“Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (An-Nur:52)
“Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikt pun tidak dianiaya (dirugikan)” (Al-An’am:160)
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl:97)
Kesimpulannya adalah bahwa bersyukurnya seorang muslim kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya; rasa malu kepada-Nya keitka ia hendak bermaksiat; kejujuran tobatnya kepada Allah; tawakalnya kepada Allah dan pengharapannya terhadap rahmat-Nya; rasa takutnya kepada siksa Allah; serta baik sangkanya kepada Allah tentang akan ditunaikannya janji dari-Nya dan akan diberlakukannya ancaman dari-Nya terhadap hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, semua itu merupakan adab-adab seorang muslim terhadap Allah.
Semakin ia berpegang teguh dan menjaga adab-adab tersebut, maka derajatnya semakin mulia, kedudukannya bertambah tinggi, posisinya meningkat, dan kemuliaannya bertambah. Sehingga, jadilah ia termasuk orang-orang yang berhak mendapat perlindungan dan penjagaan Allah, serta diliputi rahmat dan dianugerahi nikmat-nikmat-Nya. Inilah puncak tertinggi yang dicari dan diidamkan oleh seorang muslim sepanjang hidupnya.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami perlindungan-Mu dan jangan Engkau jauhkan kami dari penjagaan-Mu. Jadikanlah kami di hadapan-Mu termasuk orang-orang yang didekatkan kepada-Mu, Ya Allah Rabb semesta alam. []
Sumber : Pedoman Harian Seorang Muslim, Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairy, Ummul Qura