APAKAH hakikat taqwa itu? Apakah dengan kita rajin sholat kita sudah bisa ditentukan sebagai orang yang bertaqwa?
Al-quran merupakan petunjuk bagi orang yang bertaqwa, tidak terkecuali bagi wanita. Orang yang ingin mendapatkan petunjuk dari Alquran harus berinteraksi dengannya dengan hati yang sehat, jernih, takut, waspada dan hati-hati.
Pada saat itulah Alquran akan membukakan berbagai rahasia dan cahayanya pada hati orang yang bertaqwa.
Baca juga : Hakikat Taqwa Harus Dihadirkan dalam Setiap Keadaan
Hakikat Taqwa Bagai Berjalan di Jalanan Penuh Duri
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatab Ra. bertanya kepada Ubay bin Ka’ab tentang taqwa. Ubay balik bertanya kepada Umar, “Apakah engkau pernah menempuh jalan berduri?”
Umar menjawab, “Pernah.” Ubay kembali bertanya, “Apa yang engkau lakukan?” Umar menjawab, “Aku berusaha keras dan bersungguh-sungguh.” Ubay bin Ka’an berkata. “Itulah taqwa.” (HR. Al-Baihaqi)
Itulah hakikat taqwa, yaitu kepekaan hati nurani, kebeningan perasaan, rasa takut yang terus menerus, bersikap hati-hati dan waspada terhadap duri-duri di jalan.
Dalam menjalani kehidupan ini banyak sekali tarikan duri-duri nafsu dan syahwat, duri-duri ambisi dan angan-angan, duri-duri kecemasan dan kegalauan, duri-duri harapan palsu kepada orang yang sesuangguhnya tidak memiliki kemampuan.
Untuk memenuhi harapan, duri-duri ketakutan palsu kepada orang-orang yang tidak mampu memberi manfaat ataupun bahaya, dan masih banyak duri lainnya.
Wanita yang bertaqwa tidak akan mudah tergelincir oleh duri-duri kehidupan karena benteng taqwa telah mengkondisikan hatinya untuk bisa mengambil dan menerima Alquran sebagai petunjuk kehidupannya. (Sayyid Qutb, Jilid 1:64)
Qatadah mengatakan bahwa orang-orang yang bertaqwa adalah orang-orang yang percaya kepada yang ghaib dan mendirikan shalat.
Abu Rauq meriwayatkan dari Dahhak, dari Ibnu Abbas ra, mengenai ‘hudal lil muttaqin,’ ia mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang mukmin yang menjauhkan diri dari kemusyrikan terhadap Allah dan selalu beramal dengan cara mentaati-Nya.
Dari At-Tiyah As-Sudi ra. ia berkata Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda; “Seorang hamba tidak akan sampai derajat taqwa hingga dia meninggalkan sesuatu yang mubah karena khawatir terjerumus dosa.” (HR. Tirmidzi)
Meraih taqwa dengan sungguh-sungguh terus menjalani proses. Menghilangkan duri satu persatu demi jalan lurus dan raih rahmat serta ridho Allah SWT. [MRR]
Sumber : Alquran Cordova – Ibnu Katsir, Tafir Alquran Al-Azim Jilid 1 1996:42