ChanelMuslim.com- Masjid Quba adalah masjid pertama kali yang didirikan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, saat beliau hijrah dari Makkah ke Madinah.
Quba adalah satu daerah yang terletak di wilayah Madinah. Jaraknya sekitar dua mil atau kurang lebih lima kilometer dari pusat kota Madinah.
Baca Juga: Kisah Awal Hijrah Rasulullah
Berada di Quba
Kaum Muslimin di Yatsrib sudah mendengar bahwa Rasulullah telah meninggalkan Mekah. Oleh sebab itu mereka menanti-nanti dan berharap-harap kedatangan beliau.
Bahkan beberapa dari mereka pergi ke Quba, suatu kampung yang letaknya beberapa mil dari Yatsrib untuk menyambut Rasulullah.
Setiap pagi mereka pergi bersama-sama ke tempat itu. Jika sampai siang Rasulullah belum datang, mereka pergi dan berteduh sebentar di tempat lain. Ketika petang tiba, dan Rasulullah belum juga tiba, mereka pulang ke Yatsrib. Begitu terus setiap hari.
Rasulullah dan rombongan memang masih agak jauh dari Yatsrib. Suatu hari ketika panas matahari tengah begitu terik, Rasulullah tiba di Quba.
Saat itu, penduduk Quba juga sudah banyak yang memeluk Islam. Mereka juga tengah menanti-nanti kedatangan Rasulullah.
Namun, tidak seorang pun yang sudah mengenal wajah Rasulullah dan Abu Bakar. Oleh sebab itu, ketika beliau dan Abu Bakar berteduh di bawah pohon kurma, tidak seorang pun yang datang menyambut.
Sampai akhirnya, lewatlah seorang Yahudi yang mengetahui Rasulullah dan Abu Bakar yang tengah berteduh itu. Yahudi itu segera naik ke tempat yang tinggi dan berteriak sekeras-kerasnya.
“Hai orang-orang Arab! Itulah orang yang kamu harap-harap dan kamu nanti-nanti kedatangannya! Ia telah berada di sini! Ia telah datang!”
Demikian teriak orang Yahudi itu berulang-ulang. Orang-orang Quba datang berduyun-duyun ke tempat Rasulullah berteduh.
Ketika tiba, mereka memberi hormat kepada Abu Bakar. Melihat itu, Abu Bakar segera membuka selendangnya dan meneduhi Rasulullah. Barulah orang-orang sadar bahwa mereka telah salah menyalami orang.
Orang-orang meminta Rasulullah beristirahat selama beberapa hari di Quba. Rasulullah pun mengabulkan permintaan itu. Beliau tinggal di rumah seorang sahabat Anshar bernama Kaltsum bin Hadam.
Kerinduan pada Rasulullah
Banyak penduduk Muslim Yatsrib yang belum melihat Nabi Muhammad. Kerinduan akan sosok Rasulullah melambung saat menanti kedatangan beliau.
Mereka ingin bertemu laki-laki yang telah menderita jiwa dan raga dalam berjuang, terusir dari kampung halaman, tetapi tetap bersemangat, percaya diri, kokoh, berhati tulus, dan terus berdakwah, tanpa pernah berhenti.
Hijrah Ali bin Abu Thalib
Bagaimana dengan Ali bin Abu Thalib, sesuai dengan pesan Rasulullah, setelah mengembalikan barang-barang titipan kepada pemiliknya, Ali bin Abu Thalib berangkat hijrah.
Ali pergi mengawal keluarga Rasulullah dan keluarga Abu Bakar. Mereka adalah Fatimah, Ummu Kultsum, Saudah, Ummu Aiman dan anaknya, Usamah.
Selain itu juga turut istri Abu Bakar, Ummu Ruman dan anak-anaknya, Aisyah, Asma, dan Abdullah. Juga ada orang-orang Muslim lain yang lemah dan tidak berdaya.
Terbayang dengan jelas betapa beratnya tugas Ali bin Abu Thalib saat berhijrah. Apalagi mereka semua kekurangan, sehingga Ali bin Abu Thalib harus berjalan kaki menempuh jarak lebih dari 400 kilometer di tengah padang pasir itu.
Selama perjalanan, mereka berhenti dan bersembunyi pada siang hari untuk menghindari kejaran pasukan Quraisy. Jika malam tiba, barulah mereka berangkat dan meneruskan perjalanan.
Akhirnya, tibalah rombongan hijrah Ali bin Abu Thalib di Quba. Di sana, mereka berjumpa dengan Rasulullah yang masih berada di tempat itu.
Begitu jauh dan beratnya perjalanan, kaki Ali bin Abu Thalib membengkak dan dipenuhi luka di sana-sini.
Rasulullah merasa sangat iba kepada sepupunya ini. Beliau berdoa kepada Allah memohon agar Allah berkenan menyembuhkan semua luka di kaki Ali dan memulihkan kekuatannya seperti sedia kala.
Dengan kedua tangan beliau yang mulia itu, Rasulullah mengusap kaki Ali bin Abu Thalib. Alhamdulillah, segera saja pulihlah semua luka, kempislah bengkak, dan lenyaplah semua rasa sakit dari kaki Ali bin Abu Thalib.
Saat Ali bin Abu Thalib dan orang-orang yang dikawalnya tiba di Quba, Rasulullah telah berhenti di sana selama lebih dari sepuluh hari. Dalam sepuluh hari itu, beliau dan para sahabat yang lain telah membangun sebuah masjid.
Itulah masjid pertama dalam sejarah Islam. Di dalam Al Qur’an, Allah menyebut masjid itu dengan nama Masjid Taqwa. Sampai kini, masjid itu dikenal sebagai Masjid Quba.
Masjid Quba
Rasulullah adalah orang pertama yang meletakkan batu untuk mendirikan Masjid Quba. Setelah itu, beliau menyuruh Abu Bakar lalu Umar bin Khattab dan setelahnya Utsman bin Affan.
Ammar bin Yasir adalah orang yang pertama kali membangun temboknya. Kemudian, para sahabat Muhajirin dan Anshar membangunnya bersama-sama.
Inilah masjid yang dibangun dengan dasar ketaatan dan ketaqwaan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
”Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS At-Taubah [9]: 108).
Begitu masjid selesai kaum Muslimin di Quba menyangka Rasulullah akan tinggal di Quba lebih lama lagi.
Namun, Allah memerintahkan Rasulullah untuk berangkat ke Yatsrib. Dan ketika kesempatan berhijrah datang, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mendirikan masjid sebagai pusat perjuangan dan dakwah Islam.[ind/Walidah]