Chanelmuslim.com – Ketika Khalifah Abbasiyyah Al-Mu’tadh (893 – 902 M) ingin membangun rumah sakit terkenal di Baghdad dengan nama Rumah Sakit Al-Adhahi, dia bermusyawarah dengan para dokter termuka tentang rencana pembangunan dan letaknya. Diantara para dokter itu terdapat Abu Bakar Ar-Razi yang menyarankan meletakkan potongan daging di berbagai tempat yang diusulkan, kemudian dipilih tempat diletakkannya daging yang paling sedikit busuknya sebagai tempat dibangunnya rumah sakit itu. Inilah eksperimen Ar-Razi pada musyawarah pembangunan mesjid.
Demikianlah Ar-Razi memilih tempat berdirinya Ramah Sakit Al-Adhadi yang menjadi rumah sakit terbesar karena pengaruh para dokternya. Cara yang dilakukan oleh Ar-Razi ini hingga sekarang masih tetap berlaku ketika seseorang ingin memilih tempat yang paling sedikit tingkat kelembaban dan polusinya.
Terdengar kabar bahwa dia juga mengingkuti pembicaraan dalam rencana pambangunan rumah sakit di kota Qantharah di propinsi Al-Ismailia. Bahkan seklipun kabar ini tidak benar, akan tetapi ini menunjukkan bahwa peninggalan Ar-Razi sangat besar dan masih digunakan hingga saat sekarang.
Ar Razi selalu melakukan eksperimen sebagai cara yang sangat penting untuk mendapat pengetahuan yang benar. Maka tidak diragukan, bahwa pemilihan tempat dibangunnya Rumah Sakit Al-Adhadi menjadi bukti yang kuat dalam hal ini. Dalam melakukan eksperimen, Ar-Razi tidak sendirian, melainkan bersama para dokter muslim lainnya. Akan tetapi, dia memang memiliki keistimewaan tersendiri dalam bidang ini. Misalnya, dia adalah orang yang pertama kali melakukan eksprimen pengobatan kepada hewan sebelum dipraktikan kepada manusia. Dia juga menemukan sistem “control group” dalam malakukan sksprimen, yang mana dia melakukan eksprimen pengobatan baru kepada sejumlah pasiennya dan membiarkan sejumlah pasien lainnya untuk mengetahui pengaruh dari cara pengobatannya yang baru.
Sumber: 147 Ilmuan Terkemuka dalam Sejarah Islam, Muhammad Gharib Gaudah, Pustaka Al Kautsar