ChanelMuslim.com – Certified Financial Planner Kaukabus Syarqiyah mengungkapkan pentingnya mengelola dan merencanakan keuangan keluarga di masa depan. Salah satunya adalah mempelajari bagaimana merencanakan dan mengelola keuangan agar tetap berada dalam kondisi stabil dan tentunya sesuai syariah. Hal ini ia ungkapkan dalam acara Webinar Sharia Banking Online Festival 2020 dengan tema “Keuangan Keluarga Syariah” pada Selasa (20/10/2020).
“Kenapa kita harus merencanakan keuangan? Ada 3 kata kunci mengenai financial planning yang bisa kita praktikkan. Pertama adalah langkah-langkah; kedua, menyeluruh; dan ketiga, keuangan,” ujar Kaukabus Syarqiyah yang akrab disapa Kiki itu.
Menurut Kiki, merencanakan keuangan bukanlah seperti melakukan lompatan, baru menabung langsung ingin menjadi kaya.
“Jadi, ketika kita merencanakan keuangan, pada dasarnya adalah satu set, satu kesatuan bukan sebagai lompatan, ketika berbisnis tiba-tiba sukses, bukan. Tapi ketika kita merencanakan keuangan itu menyiapkan keuangan dengan langkah-langkah yang pasti, walaupun kecil dan untuk mencapai tujuan itu dengan cara menyeluruh, goals besarnya adalah financial freedom,” tambah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.
Kiki menjelaskan bahwa ultimate goals dari financial planning itu ibarat tujuan seorang muslim yaitu mendapatkan surganya Allah swt. Dalam perencanaan keuangan, tujuan utamanya adalah kebebasan finansial, tapi ada cara-cara yang harus dilakukan.
“Untuk mencapai financial freedom, caranya adalah bisa melihat kondisi kita, misalnya kita sedang bekerja, itu sebenarnya kita sudah berada di lantai satu. Dalam financial planning terutama dalam financial planning syariah sebenarnya goals besarnya ada di lantai 2, yaitu kita memiliki pasif income, artinya diri kita tidak perlu bekerja tapi pendapatan tetap ada,” jelas Kiki.
Passive income, menurut Kiki, akan membuat kita melakukan sesuatu tanpa keraguan, dan kita tidak membebankan keuangan pada umat.
“Pada dasarnya, kenapa kita perlu merencanakan financial planning syariah? Agar pada suatu hari, kita punya pasif income yang nantinya kita tidak meragukan apa yang kita lakukan dan tanpa perlu membebankan keuangan kita untuk umat, tanpa perlu minta-minta. Tapi untuk mencapai ini hanya melalui 3 jalur yaitu properti, bisnis, dan paper saham atau deposito,” ungkapnya.
Menurutnya, selain pentingnya merencanakan keuangan dalam konteks syariah, sebagai umat muslim, ketika mempunyai perencanaan keuangan yang baik, pada dasarnya sedang menyiapkan masyarakat yang baik.
“Yang dampaknya bukan hanya pada diri sendiri tapi kepada umat karena sebagai muslim kita ada kewajiban berzakat,” tambahnya.
Seperti yang dijelaskan Kiki, tujuan mengelola financial planning syariah ini untuk memberikan perencanaan keuangan di masa depan, baik untuk rencana pendidikan, rumah tangga, juga ibadah, misalnya ibadah haji maupun umroh dan memberikan pendidikan untuk anak-anak yang lebih baik di masa depan.
Berbicara mengeola keuangan dalam acara webinar, Kaukabus menjelaskan bagaimana orientasi perbedaan syariah financial planning dengan konvensional dan pentingnya bagi nasabah agar mengambil langkah-langkah sesuai syariah.
“Yang pertama, perbedaan syariah financial planning, kita harus punya orientasi finansial goals yaitu dunia dan akhirat. Kedua, financial goals yang menjadi prioritas seperti haji, umroh, pendidikan anak. Ketiga, pengaturan keuangan secara syariat, seperti zakat, waris, hibah, dan lain-lain. Selanjutnya, cara mengonsumsi dengan cara tawazun, halal, dan thoyib, dan terakhir pemilihan produk asuransi dan investasi sesuai syariat,” jelasnya.
Di akhir acara, Kiki juga menjelaskan bahwa yang harus diingat ketika mencapai financial freedom yaitu kembali ke kondisi saat ini, apakah kondisi finansialnya sehat ataukah tidak, yang akan menjadi tolak ukur untuk mencapai financial freedom.
“Untuk mengetahui finansial kita sehat atau tidak, cara mengeceknya pertama soal aset dan utang. Sebagai seorang muslim, aset akan berkaitan dengan zakat yang akan kita keluarkan, terutama zakat mal yang kita tunaikan setiap tahun. Aset sangat penting bagi pembagian waris. Kedua, utang. Utang akan dibawa ke liang lahat, maka caranya, buat catatan terhadap aset dan buat catatan terhadap utang,” tegasnya.
Kiki memberikan tips bagaimana mengatur keuangan.
“Idealnya, menabung minimal 10% total pendapatan, mencicil maksimal 35% total pendapatan, dan aset lancar minimal 4 kali pengeluaran,” tutupnya.[ind/Walidah]