ChanelMuslim.Com – Buku Rudy BJ Habibie Muda, Kisah Sang Visioner ini ditulis oleh Gina S. Noer dan diterbitkan oleh Bentang Pustaka.
Buku setebal 280 halaman ini adalah dahaga tentang masa muda yang dijalani seorang BJ Habibie.
Buku Rudy (BJ Habibie Muda), Kisah Sang Visioner sangat lengkap dan detail menjelaskan dari latar belakang keluarga, kelahiran dan perjalanan pendidikannya sebagai ahli pembuat pesawat terbang dan ilmu dirgantara.
Rudy adalah nama kecil BJ Habibie, ia dilahirkan di Pare-pare karena saat itu Ayahnya sudah menjadi kepala bagaian pertanian yang bertanggung jawab atas hasil pertanian di sana.
Sejak kecil, Rudy diajak bicara Bahasa Belanda sehingga hingga SMA ia kesulitan berbahasa Indonesia. Namun, bahasa Belandalah yang memudahkan ia melumat semua buku referensi berbahasa Belanda, Inggris dan Jerman.
Sejak SMP, Rudy ditinggal Papinya yang meninggal dunia saat sedang bersujud saat sholat maghrib berjamaah di Makassar.
Ini adalah titik balik Rudy muda mengukir cita-cita nya menjadi mata air bagi bangsa ini. Maminya bersumpah saat kematian Papinya Rudi, “Saya akan memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak kita dengan kerja kerasku”.
Rudy lalu merantau sendirian di Jakarta sebelum akhirnya menyelesaikan SMP, SMA dan Kuliah di ITB Bandung. Kota yang kemudian menjadi tempat tinggal seluruh keluarganya dan menetap di Bandung.
Hanya tidur 4 jam adalah kebiasaan Rudy muda. Baginya membaca adalah teman terbaiknya. Kamar tanpa buku akan membuatnya bosan.
Ada yang unik yang menjelaskan bagaimana Rudy adalah anak yang jenius. Waktu itu, ada pengumuman adanya ujian beasiswa ke Jerman.
Rudy mencari informasi ke seniornya. Didapati info bahwa beasiswa hanya boleh untuk mahasiswa yang sudah kuliah selama 2 tahun atau 4 semester.
Sedangkan Rudy baru 6 bulan kuliah. Sejak itu ia belajar dari seniornya. Ia lulus dengan nilai tertinggi pada saat kuliahnya di ITB baru 6 bulan.
Baca Juga: BJ Habibie, Alquran, dan Dua Mahasiswa Yahudi
Rudy BJ Habibie Muda, Kisah Sang Visioner
Rudy muda terbang ke Jerman dengan biaya dari Maminya karena saat itu dia sudah tertinggal dengan rombongan yang diberangkatkan dengan kapal laut.
Rudy harus segera menyusul ke Jerman sebelum kuliah dimulai. Inilah pertama kali ia terbang bersama si burung besi.
Cita-citanya makin dekat tatkala ia berada di dalam pesawat terbang, impiannya untuk membuatkan Indonesia banyak pesawat terbang untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia.
Buku ini akan memberikan inspirasi kepada pembacanya. Meresolusi kembali cita-cita dan impian. Sebagai penutup, berikut kutipan terbaik dalam buku ini yang mampu mengubah cara pandang tentang cita-cita.[ind/yyn]
Rudy tak terlalu suka kata “mimpi” sebagai kata ganti hal yang sangat diinginkannya. Baginya, “cita-cita” adalah kata yang lebih menjejak dan nyata.