RASULULLAH selalu membaca doa berikut setiap di akhir majelis. Mungkin, kita sudah sering mendengarnya. Namun, tidak jarang juga kita melupakan membaca doa ini.
Sebagai seorang utusan Allah yang mengemban amanat menyampaikan risalah dakwah kepada seluruh umat manusia, tentu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa memberikan pengarahan dan nasihat kepada para sahabatnya Radhiyallahu Anhum dalam berbagai kesempatan.
Baik itu pada saat mukim di Madinah ataupun ketika sedang bepergian. Entah itu dalam keadaan aman ataupun dalam kondisi perang.
Baca Juga: Doa Rasulullah di Pagi dan Sore Hari
Rasulullah Selalu Membaca Doa di Akhir Majelis
Dan, di antara bentuk penyampaian dakwah beliau kepada umatnya, adalah melalui majelis-majelis ilmu yang beliau adakan di masjid dan di tempat-tempat lain.
Selanjutnya, manakala beliau telah selesai menyampaikan apa yang ingin beliau sampaikan dan hendak berdiri meninggalkan majelis, beliau biasa membaca doa penutup majelis. Sebagaimana yang diriwayatkan Abu Barzah Radhiyallahu Anhu,
“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pada masa akhir hidupnya, apabila hendak berdiri dari majelisnya, beliau membaca, ‘Subhanaanakal-laahumma wa bihamdik, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik’. (HR. Abu Dawud)
Doa ini biasa disebut juga doa kaffarat (penebus) majlis. Disebutkan di atas, bahwa Nabi membaca doa ini pada masa akhir hidupnya.
Artinya, ada doa lain yang beliau baca sebelumnya. Selain itu, memang ada hadis lain yang menyebutkan tentang doa tersebut.
Akan tetapi, karena doa inilah yang terakhir beliau baca, maka bisa dianggap bahwa doa sebelumnya telah dinasakh (dihapus).
Meskipun tetap diperbolehkan membaca doa tersebut. Pada akhir masa hidupanya, doa inilah yang biasa beliau baca setiap kali hendak berdiri dari majelis atau ketika mengakhiri majelisnya.
Tentang keutamaan doa penutup majelis ini, Nabi bersabda,
“Barangsiapa yang duduk di suatu majlis, tetapi ia banyak bicara, lalu sebelum berdiri dari majelisnya itu ia membaca, ‘Subhaanakallaahumma wa bihamdik, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik,’ niscaya apa yang dilakukannya dalam majeliis tersebut diampuni.” (HR.At-Tirmidzi)
[Cms]
(Sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)