SAAT anak kecanduan gadget ditulis oleh Irene Radjiman. Tahukah Bunda bahwa radiasi HP mampu membuat syaraf otak depan menyusut 4% setiap harinya?
Ini yang dikemukakan oleh Ibu Elly Risman pakar psikologi melalui risetnya bahwa syaraf otak depan manusia itulah yang membedakan antara manusia dengan binatang.
Sebenarnya bukan hanya HP. Semua benda yang memancarkan radiasi memiliki efek samping menyusutkan struktur jaringan otak depan. Namun HP adalah radiasi tertinggi.
Ini baru radiasinya. Belum lagi konten yang dilihat. Kemudian ada aksi dan reaksi yang lebih jauh lagi. Maka kita diminta bijak menggunakan HP.
Jujur, saya seringkali bingung saat ditanya, bagaimana cara mencegah agar anak tidak kecanduan gadget? Sebab saya sendiri tidak menunggu anak saya sampai kecanduan, lantas nanti saya bingung sendiri.
Saya pribadi TIDAK PERNAH MEMBERIKAN GADGET PADA ANAK. Bahkan anak sulung saya yang hampir berusia 17 tahun, tidak memiliki gadget.
Di rumah kami tidak ada televisi. Dulu sempat punya 3 TV, akhirnya semuanya kami berikan pada tukang rongsok barang bekas.
Anak saya yang kecil saya download-kan tontonan Islami, seperti kisah para nabi, peperangan Muhammad Al-Fatih saat membebaskan konstantinopel, dll. Film-filmnya saya pilihkan.
Memang filmnya hanya itu-itu saja yang ditonton, tapi itulah doktrinasi, kita sedang mengisi alam bawah sadarnya dengan seri kepahlawanan Islam.
Maka dia tidak mengenal spiderman, superman, transformer, dsb. Memang kita yang harus pilihkan sejak dini. Apa yang harus mereka lihat, apa yang harus mereka dengar, apa yang harus mereka lakukan.
Baca Juga: Aturan Penggunaan Gadget pada Anak-Anak ala Bill Gates
Saat Anak Kecanduan Gadget
Jadi bukan dibuat kecanduan dulu setelah itu ngeluh, bingung. Kita sebagai orang tua yang mengatur anak, bukan anak yang mengatur orang tua dengan rajukannya.
Maka ortunya jangan sibuk sendiri dengan gadget, harus punya quality time untuk anak. Kami tinggal di komplek, di mana lingkungan kami, anak-anaknya juga banyak yang kecanduan HP.
Tapi pendidikan anak itu ada di tangan ortunya bukan di tangan tetangganya. Ortu harus punya percaya diri bila di hadapan anak. Ayah bundanya harus kompak, enggak akan jadi kalau satu melarang yang lain membolehkan.
Apa sih job desc orang tua?
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At Tahrim: 6).
Seorang tabi’in, Qatadah, ketika menafsirkan ayat ini mengatakan,
“Yakni, hendaklah engkau memerintahkan mereka (keluargamu) untuk berbuat taat kepada Allah dan melarang mereka (keluargamu) dari berbuat durhaka kepada-Nya.
“Dan hendaklah engkau menerapkan perintah Allah kepada mereka dan perintahkan dan bantulah mereka untuk menjalankannya.
“Apabila engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, maka peringatkan dan cegahlah mereka.” (Tafsir al-Quran al-’Azhim 4/502).
Lihat ayat itu mengatakan bahwa tugas orang tua adalah menjadikan anak-anak mereka taat kepada Allah dan mencegah anak-anak itu berbuat durhaka pada Allah.
Siapakah manusia yang paling taat pada Allah dan tidak pernah berani mendurhakai Allah? YESS! Manusia mulia, Rasulullah Sholallahu Allaihi Wassallam.
Berarti setiap orang tua diperintah untuk menjadikan anak-anak mereka seperti Rasulullah, bukan menjadi Einstein, bukan menjadi Bill Gates, bukan menjadi Neil Amstrong!
Anak-anak adalah masa depan orang tua. Mereka tercipta dari Surga dan harus dikembalikan ke Surga. Masa depan mereka bukan menjadi ini dan itu, masa depan mereka adalah menjadi ahli surga.
Itulah sebenarnya amanah Allah bagi para orang tua untuk anak-anaknya.
Bila saat ini putera puteri Anda sedang kecanduan gadget, bisakah selaraskan pikiran, hati dan perbuatan Anda untuk membuat anak Anda tidak lagi memikirkan gadget?
Anda berdo’a “Robbihabilminasholihin” namun Anda masih belum berani mengambil gadget dari tangan anak Anda. Selaraskah ini?
Para orang tua milenial, coba tanya ini pada diri masing-masing, Anda persiapkan putera puteri anda sebagai apa? Apakah Anda persiapkan puteri Anda untuk menjadi isteri yang sholeha?
Apakah Anda persiapkan putera Anda untuk menjadi suami yang sholeh? Apakah Anda persiapkan puteri Anda untuk menjadi seorang ibu yang amanah?
Apakah Anda persiapkan putera Anda untuk menjadi seorang ayah yang amanah? atau Anda persiapkan mereka untuk menjadi yang lainnya?
Aehingga pola pengasuhan anak-anak harus diambil alih oleh kakek dan neneknya? atau bahkan oleh si mbak yang dibayar melalui sebuah yayasan?
Sekali lagi, saya hanya ingin mengingatkan, bahwa masa depan anak-anak kita adalah menjadi ahli surga, bukan menjadi ahli yang lain.[ind/chanelirene]