ChanelMuslim.com – “Kutakkan pernah bisa menjadi seperti yang engkau pinta.” Ini cuplikan lirik lagu Chrisye yang bikin aku mendelik. Tentu saja aku nggak akan pernah bisa jadi seperti yang kau pinta. Hampir semua manusia minta ini itu ke hal yang kita nggak ada, yang kita nggak punya yang kita nggak bisa, terkadang malah maksa.
Begitu juga suami pada istri, istri pada suami. Kenapa sih kita nggak terima saja yang dia punya dan nggak usah minta yang dia nggak bisa. Maka dia nggak stress dan kita juga nggak stress.
Multiple intelegence itu ternyata nggak cuma untuk anak-anak tapi juga untuk pasangan. Ada pasangan yang bisa membetulkan setrika tapi nggak bisa menulis sms cinta. Ada pasangan yang jago cari bunga tapi pendapatannya pas-pasan saja. Ada pasangan yang sabar tapi penampilannya kempro. Ada pasangan yang modis dan rapi tapi perfeksionis sampai debu pun lelah memuaskan hatinya.
Aku dengan suamiku sungguh bertolak belakang. Aku berantakan, dia rapi. Aku agak kempro dan cuek, dia pembersih. Aku suka tidur lama nggak bangun-bangun, dia tidur secukupnya. Aku kalau ngomong blak-blakan, dia formal teratur dan menyejukkan. Aku tegas sama orang, dia baiknya setengah mati sama orang. Aku suka santai-santai, dia sukanya terburu-buru dan tepat waktu. Aku suka makan apa saja dan banyak, dia makan sedikit dan secukupnya.
Waktu awal dia kesal aku nggak kayak apa yang dia inginkan. Dan aku berusaha untuk memenuhi apa yang diinginkan tapi kemudian aku lelah. Lalu aku cuek, yang penting aku nggak maksiat. Tapi aku sendiri nggak pernah menuntut dia begini atau begitu karena aku malas kecewa. Dan aku nggak sabaran menunggunya.
Aku nggak pernah menuntut dia membahagiakan aku. Kalau ada hal yang bikin aku nggak bahagia maka aku cari kebahagiaan sendiri. Tapi kalau ada yang aku nggak suka, aku ngomong langsung cepat-cepat dan pastinya menyakitkan lalu sudah. Aku nggak ulangi lagi yang penting suamiku kaget dan dia jadi tahu aku nggak suka. Itu cukup buatku. Tapi hasilnya gimana berubah atau nggak, aku nggak pernah memikirkannya. Terserah Allah saja dia berubah atau nggak.
Tentu saja aku pernah punya mimpi suamiku begini atau begitu tapi kemudian aku akhirnya tahu dialah yang terbaik dan segala kekurangannya itu justru jadi senjata bagiku untuk mengantisipasi tuntutannya. Yang jelas kalau aku terlalu sempurna dan ikutin yang engkau pinta, aku nggak bakalan kawin sama kamu, kataku padanya. Karena aku pasti sudah kawin sama cowok yang sempurna juga dan itu pasti bukan kamu. Kamu apa nggak rugi? Haha.
Justru karena aku banyak kekurangan maka aku sangat terlihat manusiawi sebagai seorang istri dan suami jadi nggak terlalu minder atas kekurangan yang dia miliki. Sampai akhirnya aku kemudian sadar bahwa setelah 24 tahun menikah. Aku sudah jarang mengeluh. Suami juga jarang komplen tapi kebiasaan burukku yang tidur nggak bangun-bangun, nyampah di mana-mana, makan banyak dan macam-macam, kalau bicara nyablak dan nyakitin serta kadang malu-maluin. Semua itu tetap berlangsung.
Akunya nggak berubah tapi penerimaan dia terhadapku yang mulai berubah. Dan akhirnya kekuranganku menjadi bagian dari hidup kami berdua. Juga kekurangannya menjadi kebiasaan yang aku sudah biasa dan mengerti.
Malah kalau nggak ada sampah di kamar, suamiku kangen kali sama aku. Haha. Terlalu sepi dan bersih juga nggak enak. Juga suara cemprengku yang ngagetin dan malu-maluin kadang menyelamatkan situasi yang membosankan.
Dan akupun tak akan pernah bisa menjadi seperti yang engkau pinta karena akhirnya suamiku nggak pernah minta apa-apa lagi sama aku. Bahkan untuk sekadar bikinin teh saja aku nggak. Aku pemalas. Tapi aku jago bikin kepala ikan bumbu gulai buat makan siang yang istimewa asal kalau aku tidur jangan diganggu untuk sekadar bikin teh di pagi hari.
Intinya, bukan dia yang harus berubah tapi penerimaan kita yang harus diubah. Penerimaan atas semua kekurangan. Dan lama-lama kekurangan itu akan jadi kebiasaan yang dirindukan. “Selamat ya suamiku yang sudah sukses jadi suami buat istri dengan sejuta kekurangan yang dahsyat.”
Jadi hari ini adalah wedding anniversary-ku yang ke-24 tapi yang akan dapat sertifikat suamiku karena sudah lulus ujian jadi suami. As info, suamiku aku unfriend karena aku nggak mau dia ganggu aku di facebook. Haha. Dan beliau terima karena itu bukan hal penting untuk diributkan.
Karena sejatinya, engkau menikah bukan dengan bidadari tapi dengan manusia yang selalu banyak salah. Di situlah engkau diuji. Maka dikatakan pernikahan itu telah melengkapi 1/2 dienmu. Tak heran bila agak-agak susah. Love you!
Firman Allah ‘Azza wa Jalla, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam), (sesuai) fitrah Allah, disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum: 30)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: