ChanelMuslim.com – Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak mengemukakan bahwa Habib Rizieq dicekal oleh pemerintah Saudi di acara Indonesia Lawyer Club, Selasa (18/9/2019).
Kabar dari Yusuf Martak tersebut membuat banyak pihak bertanya-tanya karena kita mengetahui bahwa Habib Rizieq sudah menerima Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3). Dengan surat tersebut seharusnya Habib Rizieq sudah bisa pulang ke Indonesia.
"Faktanya, Habib Rizieq tidak bisa pulang sampai hari ini,"kata Yusuf Martak.
Menurut Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif, insiden penzaliman atas Habib Rizieq sudah dimulai sejak Ramadhan.
"Sejak bulan Ramadhan hingga idul fitri, indikasi penzalimani itu sangat luar biasa. Yang paling mengerikan saat milad beliau, 24 Agustus kemarin. Selesai makan malam, HRS langsung mengajak semua keluarga & sahabat untuk pulang. Saat mobil yang membawa HRS & keluarga meninggalkan restoran, ada dua mobil petugas Patroli 911 mengikuti. Dan saat sudah ambil arah putar balik, lalu berada di seberang jalan Restoran, mobil HRS dihentikan kedua mobil. Beliau ditangkap dan di kerangkeng dalam mobil selama empat jam. Beliau dibawa ke kantor intelijen, kantor imigrasi dan dikantor keamanan,"katanya ditemui di Hotel Yasmin, Kamis (27/9/2018).
[gambar1]
Menurut Slamet ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia.
"Ini artinya ada indikasi keselamatan HRS tidak terjamin,"tambahnya.
Ia merasa bersyukur apa yang diungkapkan dari Kedubes Saudi beberapa hari lalu di salah satu stasiun televisi swasta menyatakan itu untuk mengamankan beliau.
"Apa yang dikatakan Osama, Dubes Arab Saudi menandakan ada indikasi kuat keamanan beliau terancam. Sepertinya indikasi intelijen bermain yaitu Indonesia dan Arab Saudi,"katanya.
Ia sangat menyayangkan pemerintah Indonesia yang tidak melindungi warga negaranya.
"Harusnya Indonesia yang melindungi warga negaranya ini malah negara lain. Beliau sudah bebas hukum dan tidak terbukti melanggar hukum. SP3 juga suda diterima seharusnya kepulangan beliau bisa diterima di tanah air. Ini kalau sebelum SP3 ada upaya rezim untuk Habib Rizieq pulang, justru sesudah SP3 sudah diterima malah dihalangi,"tambahnya.
Wakil Ketua Lembaga Dakwah Parmusi (LDP) Ustaz Bernard Abdul Jabbar juga mengatakan hal yang sama mengenai hal ini. Ia pun berharap pemerintahan Indonesia untuk menyelesaikan hal ini.
"Kami berharap kepada pemerintah dan anggota dewan yang terhormat untuk segera menyelesaikan buat warga negera Indonesia yang terzolimi di negara orang. Pemerintah harus bersikap bagaimana mengupayakan membela warga negeranya yang terzolimi. Dan ini sudah dikatakan duta besar Arab Saudi, bukan pencekalan tetapi memberi keamanan. Ini artinya beliau terancam, siapa yang mengancam beliau? Untuk itu kita harus mengusut dan membuka tabir ini semua,"kata pria yang menjabat sebagai Ketua FUI Kota Bekasi ini
Solusi Untuk Habib Rizieq
Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif mengaku sedang mencari solusi untuk menjaga keselamatan Habib Rizieq. Apakah dengan mencari suaka ke negara lain atau tetap pulang ke Indonesia.
"Kami juga sudah mencari solusi, pertama mencari suaka negara lain, kedua kembali pulang dengan resiko apapun, ketiga bertemu dengan pangeran Arab Saudi,"kata pria yang menjabat sebagai juru bicara dari Front Pembela Islam (FPI).
Sedangkan Wakil Ketua Lembaga Dakwah Parmusi (LDP) Ustaz Bernard Abdul Jabbar juga akan berupaya untuk mencari solusi agar Habib Rizieq terbebas dari kezaliman.
"Kita tetap membela ulama kita ayang terzolimi sehingga tidak ada lagi yang menyengsarakan warga negera Indonesia yang dilindungi Hak Azasi Manusia. Oleh karena itu kita berharap tidak terjadi lagi. Dan pemerintah harus bersikap bagaimana mengupayakan membela warga negeranya yang terzolimi,"katanya.
Oleh karena itu, kata Ustaz Bernard, pemerintah Indonesia harus terbuka memberikan solusi bagi warta negaranya yang terzolimi di negeri orang.
"Ini bukan hanya domain FPI tetapi kita semua, maka wajib bagi kita memberikan doa dan mendukung agar beliau bersabar dalam menghadapi ujian ini semua,"pungkasnya (Ilham)