ChanelMuslim.com – Dalam mengarungi bahtera rumah tangga tidak selamanya berjalan mulus. Akan ada ombak yang berusaha menghempas. Ada batu karang atau gunung es yang menghadang. Belum lagi hujan badai yang melanda. Menjalankan bahtera rumah tangga dibutuhkan kesabaran.
Mari kita belajar dari ibunda Aisyah ra. Saat beliau terkena fitnah keji yang dihembuskan oleh orang-orang munafik. Fitnah itu menguji bahtera rumah tangganya bersama Rasulullah saw. Beliau berkata, “Demi Allah aku tidak mengetahui contoh yang baik kecuali apa yang telah dikatakan oleh ayahanda Yusuf: “Maka kesabaran yang baik (shobrun jamil) itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolonganNya terhadap apa yang kamu ceritakan.”
Shobrun jamil atau kesabaran yang baik, Al-Qurthubi, As-Syaukani dan Ibnu Katsir telah menguraikan dengan begitu lembut apa itu Shobrun Jamil. Untuk memiliki ‘kesabaran yang baik’ seperti yang difirmankan Allah dalam Al-Quran itu,perlulah bersabar dengan tidak disertai dengan keluhan atau pengaduan kepada sesama manusia, tidak menceritakan derita, dan tidak pula merasa dirinya suci karena ujian Allah. Itulah Shobrun Jamil yang Allah ajarkan. Sebagaimana diceritakan Allah dalam al quran bahwwa shobrun jamil ini dimiliki oleh Nabi Yaqub as saat mendengar berita musibah yang menimpa Nabi Yusuf.
“Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolonganNya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (QS. Yusuf : 18)
Dalam shobrun jamil, hendaklah menjadikan Allah tempat mengadu yang pertama. Mengadu kesedihan hanya kepada Allah tidak akan mengurangi kesabaran yang baik, karena memang Allah tempat pergantungan kesemua makhluk, seperti yang diungkap Nabi Yaqub as.
“Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.” (QS. Yusuf : 86)
Shobrun Jamil hanya dapat dilakukan ketika kita benar-benar menyerahkan hidup kita kepada Allah dan yakin bahwa Allah sebaik-baiknya pemberi perlindungan dan pertolongan. Mukmin sejati benar-benar meyakini setiap apa yang terjadi itu adalah ketetapan Allah. Allah yang sentiasa merencanakan hanya yang terbaik untuk hambaNya.
Pada suatu ketika kita merasa bahwa Allah memberikan ujian yang menghancurkan hati dan hidup kita. Pada saat itu kita merasa bumi yang kita pijak tidak lagi kokoh. Kita serasa tenggelam ke dalam bumi seperti terhisap semakin dalam ke dalam lumpur yang hitam pekat. Pada saat itu jualah kita mungkin tersadar bahwa tidak ada tempat kembali sebaik Allah. Pada saat itu juga kita akan mengemis-ngemis meminta jalan keluar dari setiap permasalahan kita. Namun terasa oleh kita jika pertolongan Allah itu lamban diberikan. Dan kita bertanya kepada Allah, “Bilamana pertolongan itu datang.”
Sesungguhnya pada saat ini kita perlu memaknai shobrun jamil lebih dalam lagi di dalam hati kita. Bayangkanlah bagaimana menderitanya ibunda Aisyah ketika fitnah melanda dirinya dan bagaimana menderitanya Yaqub as hingga matanya buta karena terus menerus menangisi anaknya, Yusuf as yang hilang. Butuh waktu yang tidak sebentar. Butuh kesabaran yang ekstra. Bukan sekedar menunggu tapi juga pandangan dan ucapan orang lain terhadap kita. “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (QS. Al-Muzzammil : 10)
Di sinilah kita memaknai shobrun jamil dengan terus menerus mendekatkan diri kepada Allah. Senantiasa memohon bimbingan dan pertolongan. Memperbaiki ibadah dan tujuan hidup kita.membetulkan letak Allah dalam iman kita. Memperbaiki cinta kita kepada Allah. di sanalah kita akan menemukan jalan keluar dan ketenangan. (MAY)