BAIK sangka itu bijaksana. Meski yang diharapkan belum terwujud, setidaknya ia tidak berputus asa.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah (hanya sia-sia saja). Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir. Maka, celakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (QS. Shad: 27)
“Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah….” (QS. Al-Fath: 6)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kalian berdoa, perbanyaklah keinginannya, sebab Allah tidak menganggap besar terhadap pemberian-Nya.” (HR. Ahmad dan Thabrani)
**
Buruk sangka tidak hanya terjadi sesama manusia. Melainkan juga terhadap Allah subhanahu wata’ala.
Misalnya, ada nasihat yang mengajak seseorang untuk giat berdoa. Orang itu menjawab, “Entah sudah berapa kali saya berdoa, tapi hasilnya tetap begini!”
Ada lagi yang bersikap: saya sudah banyak beribadah, sudah menjauhi segala yang haram, sudah mentaati perintah agama; tapi hidup saya tetap miskin dan susah.
Tidak ada yang namanya lupa di sisi Allah. Tidak ada yang namanya tidak adil dalam kebijaksanaan Allah. Tidak ada yang namanya kurang dalam kekayaan Allah. Dan, tidak ada yang namanya pelit dalam anugerah Allah.
Kehidupan kita di dunia ini bukan tempat menerima balasan dari amal kita. Bukan pula takaran dari kekayaan Allah melalui rezeki-Nya untuk kita.
Jangan salah paham tentang dunia ini. Ini hanya pura-pura. Ini hanya sandiwara. Ini hanya sementara. Yang sebenarnya ada di akhirat esok.
Semua balasan amal dan wujud kekayaan Allah yang akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya telah disediakan di akhirat esok. Jauh lebih besar dan bernilai dari apa yang kita bayangkan saat ini. Semua itu akan dinikmati selama-lamanya.
Tetaplah berbaik sangka pada Allah, apa pun yang Allah ujikan pada kita saat ini. Jaga baik sangka itu, hingga ajal menjemput kita. [Mh]