UMMU Kulsum artinya yang memiliki kesempurnaan: solehah, cantik, dan pintar.
Putri ketiga Rasulullah ini lahir sekitar enam tahun sebelum kenabian. Wafat di tahun 9 hijriyah, atau satu tahun sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat.
Salah satu tradisi orang Arab masa lalu adalah menikahkan anak gadisnya di usia belia. Termasuk putri Nabi yang saat itu belum masa kenabian.
Ummu Kulsum radhiyallahu ‘anha menikah di usia sekitar 10 tahun. Begitu pun dengan kakaknya, Ruqayyah radhiyallahu ‘anha, yang menikah di usia belia. Karena keduanya hanya terpaut satu tahun lebih.
Namun begitu, pernikahan di masa itu bertahap. Meski sudah suami istri, para pasangan belia itu belum tinggal serumah. Masing-masing masih tinggal di rumah orang tua mereka.
Menariknya, baik Ummu Kulsum maupun kakaknya, Ruqayyah, mendapatkan jodoh pria kakak beradik: Utbah bin Abu Lahab dan Utaibah bin Abu Lahab.
Kedua pria itu anak dari paman Nabi, Abu Lahab. Rumah Nabi dan Abu Lahab masih tetangga sebelah: berdekatan. Saat itu hubungan Nabi dengan Abu Lahab sangat harmonis. Karena Nabi memang keponakan kesayangan semua paman.
Setelah Masa Kenabian
Namun keadaan berubah ketika masuk masa kenabian. Tahun-tahun awal menjadi masa yang sangat krusial hubungan Nabi dengan tetangga, paman, dan sekaligus besannya: Abu Lahab.
Abu Lahab dan istrinya menjadi begitu benci dengan keluarga Nabi. Mereka tidak segan untuk memasang duri, menaruh kotoran di rumah Nabi, dan lainnya.
Salah satu puncak kemarahan Abu Lahab adalah menceraikan dua anaknya dengan dua putri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: Ruqayyah dan Ummu Kulsum.
Ruqayyah akhirnya dinikahkan Nabi dengan Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Sementara Ummu Kulsum masih belum bersuami lagi.
Jadi, Ummu Kulsum diceraikan suaminya sebelum keduanya tinggal serumah sebagai suami istri seperti umumnya.
Ummu Kulsum dan keluarga Nabi juga mengalami duka yang lain. Yaitu, meninggalnya ibunda mereka: Sayyidah Khadijah radhiyallahu ‘anha, sekitar satu tahun sebelum peristiwa hjrah ke Madinah.
Namun begitu, Ummu Kulsum bersama adiknya, Fatimah radhiyallahu ‘anha, berhasil hijrah bersama kaum muslimin yang lain. Mereka tiba di Madinah sebelum Nabi shallallahu ‘alaih wasallam tiba.
Pada tahun kedua hijriyah, kakak Ummu Kulsum: Ruqayyah meninggal dunia saat bersama suaminya di Perang Badar. Sekitar satu tahun kemudian, Usman bin Affan dinikahkan Rasulullah dengan Ummu Kulsum.
Kalau orang Indonesia menyebutnya dengan ‘turun ranjang’. Karena itulah, Usman bin Affan digelari sebagai dzun nurain: artinya yang memiliki dua cahaya, karena memperistri dua putri Rasulullah.
Meski begitu, sejarah tidak menyebutkan adanya anak dari pernikahan Ummu Kulsum dengan Usman bin Affan, begitu pun dengan kakaknya.
Cucu Rasulullah lahir dari dua putri Rasulullah: Zainab radhiyallahu ‘anha dan Fatimah radhiyallahu ‘anha. Dari keduanya, Rasulullah mempunyai tujuh cucu. Tapi hanya lima yang hidup sampai dewasa.
Wafatnya Ummu Kulsum
Setelah Ruqayyah dan Zainab, Ummu Kulsum pun meninggal dunia. Beliau meninggal di usia sekitar 27 tahun di Madinah karena sakit.
Saat prosesi pemakaman, Rasulullah duduk di sisi kuburan Ummu Kulsum. Beliau begitu bersedih.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menyaksikan Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid, dan Fadhil bin Abbas radhiyallahu ‘anhum turun ke liang lahat untuk memakamkan Ummu Kulsum. Ketiganya merupakan menantu, putra darianak angkat Rasulullah, dan sepupu beliau.
Dari tujuh putra dan putri Nabi, hanya Fatimah Az-Zahra yang wafat setelah Nabi wafat. Itu pun hanya berselisih hitungan bulan. Masya Allah. Sungguh sebuah ujian yang begitu berat untuk seorang ayah. [Mh]