Oleh: Isti Prihandini
ChanelMuslim.com-Ramadan datang dengan senyumnya yang menawan. Setiap kali ia datang, saya teringat Ramadan tahun 2016, saat anak-anak saya berlatih puasa di puncak musim panas 47 derajat celcius, di Lahore, Pakistan. Anak-anak berlatih menahan haus selama hampir 16 jam, di tengah cuaca super panas, dan diselingi pemadaman listrik kurang lebih 4 jam selama puasa.
Putra saya saat itu berusia 7 tahun dan putri saya berusia 5 setengah tahun.
Bagaimana Memotivasi Anak-Anak? Ya, anak-anak saya senang sekali jika mendapat penghargaan “anak hebat”. Saya tidak mengiming-imingi hadiah mainan, pun tidak memberikan uang. Saya ceritakan balasan-balasan orang yang berpuasa, yaitu bertemu Allah di akhirat! Coba, Nabi Musa saja, yang luar biasa hebat, tidak sanggup bertemu Allah langsung, pingsan beliau! Tetapi, kita ummat Nabi Muhammad, karena berpuasa, akan diberi kemampuan bertemu Allah. Luar biasa hebat!
Bagaimana hasilnya? Saya tidak memaksa, saya hanya menyemangati. Putri saya hanya berhasil satu hari puasa. Hari-hari berikutnya tetap ikut sahur, tidak makan sampai buka puasa, tetapi boleh minum pada jam-jam tertentu untuk menghindari dehidrasi.
Putra saya berhasil puasa 10 hari penuh. Jika terasa lemas dan haus, putra saya mandi atau berendam di bak besar yang diisi air dan batu es. Dua puluh hari lain, putra saya puasa setengah hari (kurang lebih 8 jam), buka puasa, kemudian lanjut puasa sampai 8 jam berikutnya.
Sebuah prestasi luar biasa. Ini mengingat di sekitar rumah saya, anak-anak Pakistan asli yang usianya jauh lebih tua dan badannya lebih besar-besar, banyak yang jajan dan minum di jalan saat bulan puasa. Bahkan, orang dewasa yang saya kenal, memilih tidak puasa dengan alasan pekerjaannya di luar rumah.
Pengalaman berpuasa di suhu sangat panas selama hampir 16 jam, sangat berkesan! Apalagi jika teringat rasa tegukan pertama minuman berbuka. Itu kenikmatan tak terlupakan.
Ayo, semangat berpuasa anak-anak Indonesia, dengan suhu kurang lebih 33 derajat insyaallah lebih mudah! [ind]