BELAJAR mengawal keputusan pimpinan dari para sahabat.
Senang dan bahagianya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendengar pandangan dan pendapat kedua sahabatnya tersebut, beliaupun bersabda:
سروا على بركة الله
“Lanjutkan perjalanan kalian di atas keberkahan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Sedangkan Abu Ayyub Al Anshari, yang semula merasa keberatan dengan keputusan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau merasa diingatkan dan dikuatkan untuk taat dan patuh kepada keputusan pimpinan, akhirnya Abu Ayyub pun tersadarkan setelah mendengarkan perkataan Miqdad bin Amir dan orasi Saad bin Muadz, seraya berkata :
والله لقد تمنينا نحن معشر الأنصار ان نقول كما يقول سعد ابن معاذ خير لنا من الدنيا و ما فيها
” Demi Allah, sesungguhnya kami kalangan kaum Anshar sangat mendambakan kami bisa berkata seperti yang dikatakan oleh Saad bin Muadz, hal itu lebih baik bagi kami dari dunia dan segala isinya.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Miqdad bin Amir dan Saad Bin Muadz Radhiallahu ‘Anhu adalah contoh teladan bagaimana taat kepada keputusan pimpinan dan mengawalnya dengan memberikan support, tausiah dan tadzkirah kepada yang lainnya untuk menunjukan sikap yang sama.
Abu Ayyub Al Anshari Radhiyallahu ‘Anhu, juga contoh teladan dalam kelapangan hati menerima tausiah dan tadzkirah dari saudaranya, dan segera menyadari kekeliruannya terkait dengan keberatannya dengan keputusan pimpinan.
Kisah Mengawal Keputusan Pimpinan dari Para Sahabat (2)
Baca juga: Kisah Mengawal Keputusan Pimpinan dari Para Sahabat (1)
Keberatan dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan adalah wajar, namun dalam sikap berjamaah segera harus move on dengan keputusan pimpinan (jama’i).
Adab berjamaah, mengharuskan qonaa’ah fardiyah (kepuasan personal) lebur dalam qonaa’ah jamaa’iyyah (kepuasan kolektif).
Hendaknya menyemangati yang lainnya untuk bersikap taat dan patuh terhadap keputusan pimpinan, bukan sebaliknya memprovokasi yang lain untuk melakukan pembangkangan.
Keputusan pimpinan telah melalui proses mekanisme syuro yang berlapis dan berjenjang, apapun keputusannya, InyaAllah akan mendatangkan hikmah kebaikan dan keberkahan di kemudian hari.
Ketidaktsiqohan kepada keputusan pimpinan adalah awal dari melemahnya kekuatan dan soliditas barisan.[Sdz]