KEUTAMAAN panjang umur dalam ketaatan dijelaskan oleh Ustaz Iman Santoso, Lc. yang menukil hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berikut ini.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أبي صَفوان عبدِ الله بن بُسْرٍ الأسلمي – رضي الله عنه – قال: قال رسولُ اللهِ صلَّى اللهِ عليه وسلَّم: «خيرُ الناسِ مَنْ طالَ عمرُه وحَسُنَ عمَلُه»، رواه الترمذيُّ، وقال: حديثٌ حسَنٌ.
Dari Abi Sofwan Abdullan bin Busrin Al-Aslami ra berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang panjang umurnya dan amalnya baik” (HR At-Tirmidzi, dan berkata, Hadits Hasan).
Umur adalah taqdir dan rahasia Allah, seperti juga rejeki, jodoh dll. Allah Ta’ala telah menetapkan pada setiap orang umur atau usianya di dunia.
Kapan dan di mana meninggalnya? Usianya, panjang atau pendek? Sebab kematiannya dll.
Namun demikian, pada saat yang sama umat Islam diperintahkan untuk berikhtiar dan berusaha untuk menjaga kesehatan bahkan mempersiapkan kekuatan, segala macam kekuatan yang baik, termasuk kekuatan spiritual (iman) dan kekuatan material (materi dan fisik).
Umur yang panjang dan dalam ketaatan adalah karunia Allah dan suatu keutamaan yang harus diupayakan setiap muslim, seperti hadits di atas.
Dan dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan secara jelas keutamaan panjang umur dalam ketaatan.
baca juga: Doa agar Panjang Umur yang Penuh Berkah
Keutamaan Panjang Umur dalam Ketaatan
Bahwa ada dua orang lelaki, datang menemui Rasul Shallallahu alaihi wa sallam, keduanya masuk Islamnya bersamaan, salah satunya lebih bersungguh-sungguh dari yang lainnya.
Seorang yang rajin itu pergi berperang dan mati syahid. Sedang satunya setelah satu tahun baru meninggal.
Berkata Tholhah: Saya melihat dalam mimpi, seolah saya di samping pintu surga, tiba-tiba saya bersama keduanya salah satunya keluar dari surga.
Telah diizinkan (masuk surga terlebih dahulu) pada yang meninggal terkahir dari keduanya, kemudian keluar, kemudian diidzinkan (masuk surga) bagi yang mati syahid, kemudian keduanya keluar menemui saya dan berkata padaku, kembalilah kamu, belum saatnya masuk surga (karena belum meninggal).
Maka Thalhah mulai bercerita kepada orang-orang tentang dia, dan mereka takjub mendengarnya. Kemudian hal ini sampai kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,
فقال: مِن أيِّ ذلك تَعجَبونَ؟ قالوا: يا رَسولَ اللهِ، هذا كان أشَدَّ اجتِهادًا، ثم استُشهِدَ في سَبيلِ اللهِ، ودخَلَ هذا الجَنَّةَ قَبلَه. فقال: أليس قد مَكَثَ هذا بَعدَه سَنةً؟ قالوا: بلى. وأدرَكَ رَمَضانَ فصامَه؟ قالوا: بلى. وصلَّى كذا وكذا سَجدةً في السَّنةِ؟ قالوا: بلى. قال رَسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: فلَمَا بَينَهما أبعَدُ ما بَينَ السَّماءِ والأرضِ.
Dan Rasulullah saw bersabda: Apa yang kamu herankan? Mereka berkata: Wahai Rasulullah, orang ini adalah orang yang paling rajin, kemudian dia syahid di jalan Allah, dan orang ini masuk surga sebelum dia.
Beliau bertanya: Bukankah orang ini tinggal setahun setelahnya? Mereka berkata: Ya. Dan dia mendapatkan Ramadan dan berpuasa?
Mereka berkata: Ya. Dan dia shalat ini dan itu, sujud ini dan itu dalam setahun ? Mereka berkata: Ya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Dan yang ada di antara keduanya adalah sejauh langit dan bumi” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Kesimpulan hadits sangat jelas, bahwa sisa waktu setahun dari orang yang meninggal terakhir karena diisi dengan ketaatan, dan pahalanya lebih banyak sehingga masuk surganya lebih dahulu.
Secara ikhtiar ada dua macam yang bisa dilakukan setiap muslim agar Allah memberi karunia panjang umur.
Pertama, ikhtiyar kauni, maksudnya ikhtiyar ini bisa dilakukan setiap orang, muslim atau kafir, seperti pola makan yang sehat, olah raga yang cukup, tidur yang sehat, aktif dalam kegiatan, menjaga kesehatan, tidak mudah stress dan lapang dada dll.
Sunnatullah ini bisa dilakukan siapa saja, jika muslim melakukannya dengan niat ibadah, maka mendapat pahala.
Kedua, ikhtiyar syar’i yaitu, ikhtiyar berupa ketaatan yang ada panduannya secara Syariah yang menjadi sebab atau wasilah panjang umur, seperti berdoa, infak, shilaturahim dll. Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ( مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ ) .
Dari Anas bin Malik ra berkata, Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, Siapa yang ingin dimurahkan rejekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah shilaturahim” ( HR Bukhari no. 2067 dan Muslim no. 2557)
Bahwa silaturahim adalah salah satu sarana untuk mendapat rejeki yang mudah, banyak dan berkah, serta umur yang baik, sehat, kuat dan panjang. Wallahu a’lam.[ind]