MAYAT berserakan di jalanan, Israel membunuh 226 orang dalam serangan di Gaza Tengah.
Dilansir dari aljazeera, jumlah korban tewas dalam serangan militer terbaru Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 226 orang dan lebih dari 400 orang terluka, menurut Kantor Media Pemerintah di wilayah yang terkepung.
Serangan militer salah satu yang terburuk sejak Oktober melalui udara, darat dan laut pada hari Sabtu (08/06/2024) menghantam Nuseirat dan Deir el-Balah di Gaza Tengah, dan para dokter menggambarkan pemandangan di dalam Rumah Sakit Al-Aqsa sebagai pertumpahan darah total.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza sebelumnya mengatakan masih ada banyak mayat dan orang terluka yang tersebar di jalanan.
Uni Eropa menyebut serangan Nuseirat sebagai pembantaian, sementara seorang petugas medis mengatakan bagian dalam Rumah Sakit Al-Aqsa terlihat seperti rumah jagal.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Doctors Without Borders (MSF) mengatakan rumah sakit kewalahan setelah serangan tersebut.
Lusinan serangan udara juga menghantam rumah-rumah di sebelah barat kota Rafah di selatan dan beberapa wilayah di Kota Gaza di utara.
Komunikasi di tengah pemboman yang intens, melaporkan dari dalam rumah sakit yang kewalahan melalui panggilan telepon, Hind Khoudary dari Al Jazeera mengatakan situasinya tegang dengan orang-orang yang ketakutan di jalan tidak tahu ke mana harus berpaling.
“Ada ledakan yang terjadi setiap menit. Ambulans sedang memindahkan korban luka ke rumah sakit tempat kami terjebak. Terjadi kekacauan di dalam rumah sakit. Ada anak-anak yang terluka,” katanya.
Baca juga: WHO: Penduduk Gaza Minum Air Limbah dan Makan Makanan Hewan
Mayat Berserakan di Jalanan, Israel Membunuh 226 Orang dalam Serangan di Gaza Tengah
Dokter Tanya Haj-Hassan, seorang dokter perawatan intensif anak di Doctors Without Borders (MSF), menggambarkan Rumah Sakit Al-Aqsa sebagai pertumpahan darah total, dan menambahkan bahwa rumah sakit tersebut tampak seperti rumah jagal.
“Gambar dan video yang saya terima menunjukkan pasien tergeletak di mana-mana dalam genangan darah anggota tubuh mereka patah,” katanya kepada Al Jazeera.
“Seperti itulah pembantaian itu,” tambahnya.
“Artinya orang tua berlarian merawat anak-anak mereka yang kepalanya mengeluarkan darah, berusaha mencari petugas medis untuk merawat mereka. Namun keadaannya sangat kacau dan ada begitu banyak pasien yang jumlahnya jauh melebihi kemampuan layanan kesehatan untuk menangani mereka.”[Sdz]