ChanelMuslim.com – Apa kabar Ayah? Sudahkah sampai pada dirimu berita tentang anak-anak yang kecanduan game dan harus direhabilitasi di rumah sakit jiwa? Pasalnya setiap kali dilarang bermain game mereka langsung marah-marah. Setiap kali gadgetnya diambil mereka memukul apapun yang ada di hadapannya.
Apa kabar Ayah? Sudahkah sampai pada dirimu kabar tentang anak-anak yang terperangkap LGBT? Para predator mengintai anak-anak hingga ke pelosok kampung.
Baca juga: Apa Kabar Pers Islam
Apa kabar Ayah? Sudahkah sampai pada dirimu kabar tentang peredaran narkoba masa kini? Mereka menjerat anak-anak bahkan sejak mereka berusia dini.
Apa kabar Ayah? Sudahkah berbincang dengan ananda hari ini? Sudahkah Ayah bertanya pada mereka tentang apa yang sedang merisaukan hatinya?
Ayah, sudahkah sampai pada dirimu perkataan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ini, “Seorang ayah yang mendidik anak-anaknya adalah lebih baik daripada bersedekah sebesar 1 sa’ di jalan Allah.”
Ayah, sudahkah sampai pada dirimu kisah para ayah agung yang mendidik anak-anaknya dengan segenap hati. Dialah Lukmanul Hakim yang pesan-pesannya menjadi sejarah yang terangkum dalam Al Qur’an. Dengan kejujuran jiwa, beliau tanamkan tauhid ke dalam dada anaknya.
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar,” (QS. Luqman:13).
Begitu juga dengan Ibrahim Alaihissalam, ayah para nabi ini berwasiatkan kepada anak-anaknya untuk mati hanya dalam keadaan sebagai muslim. Begitu juga dengan Ya’qub Allaihissalam.
Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. “Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Al Baqarah : 132)
Ya’qub Alaihissalam, ayah Yusuf Alaihissalam pun menjadi sosok teladan para ayah hebat yang mampu membimbing anaknya menjadi orang-orang yang bertaqwa. Setelah beliau meminta kakak-kakak Yusuf Alaihissalam bersumpah untuk membawa Yusuf kembali kepadanya, beliau menyerahkan takdir Yusuf pada Allah.
“Dan dia (Ya’qub) berkata, “wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda. Namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah. keputusan itu hanyalah bagi Allah. kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakal orang-orang yang bertawakal.’ (QS. Yusuf : 67)
Hingga kelak, beberapa ulama berpendapat bahwa yang membuat Yusuf Alaihissalam melepaskan diri dari godaan perempuan majikannya adalah bayangan ayahnya, Ya’qub Alaihissalam sedang memanggil namanya seraya memperingatkannya.
Ayah, begitu pentingnya peran ayah bagi anak-anak. Tidak sedikit ulama yang mendidik anak-anaknya sendiri. Bahkan Rasulullah pun mendidik cucu-cucunya. Setiap waktu adalah kesempatan untuk mendidik kedua cucunya, Hasan dan Husain. Ketika beliau sedang disibukkan dengan urusan menghadap Allah SWT (shalat), beliau tidak menyuruh orang lain (atau kaum perempuan) untuk menjaga kedua cucunya yang masih kanak-kanak, Hasan dan Husain.
Lalu apa yang menghalangi para ayah dari mendidik anak-anaknya sendiri. Apakah kesibukan ayah melebih Rasulullah?
Kehadiran pengasuhan ayah dengan mengajak anak bermain, belajar dan beribadah bersama dapat memberikan rasa aman dan nyaman, meningkatkan kepercayaan diri, dan merangsang anak untuk mengeksplorasi sekitarnya. Kehadiran pengasuhan ayah juga bisa menghasilkan anak-anak yang cerdas secara emosi dan intelektual.
Anak-anak adalah investasi yang paling mahal. Anak adalah mustaqbala ummah-masa depan ummat. Ayah, mari kita kembalikan kebiasaan pengasuhan ayah ini. Agar bermunculan pemimpin-pemimpin masa depan seperti Muhammad Al Fatih dan Shollahuddin Al Ayubi. (Maya Agustiana)