KEDUDUKAN suami itu sangat agung bagi seorang istri, sehingga istri harus bisa memenuhi hak-hak suaminya. Istri yang memahami kedudukan suaminya maka ia tidak akan gagap dan tidak akan canggung melaksanakan perannya sebagai ibu rumah tangga.
Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa ia menghormati kedudukan suaminya yang agung menurut agama. Sebagaimana hadis dari Aisyah. Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
يا رسول الله، أي الناس أعظم حقا على المرأة؟ قال: “زوجها”، قلت: فأي الناس أعظم حقا على الرجل؟ قال: “أمه” (رواه البزار والحاكم)
“Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling agung haknya dihadapan wanita? Beliau bersabda: “Suaminya”. Aku bertanya: Siapakah orang yang paling agung haknya dihadapan pria? Beliau bersabda: “Ibunya.” (HR. Bazzar dan Hakim)
Baca Juga: Topik-Topik Obrolan yang Bisa Dibicarakan dengan Mertua agar Tidak Canggung
Tidak Gagap dan Tidak Canggung Menjadi Ibu Rumah Tangga
Melaksanakan peran sebagai ibu rumah tangga bukanlah suatu hal yang aib, bahkan sangat mulia, peran tersebut bagi seorang istri bernilai seperti jihad fii sabilillah, sesuai sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَقْرِئِي النِّسَاءَ مِنِّي السَّلَامَ وَقُولِي لَهُنَّ: إِنَّ طَاعَةَ الزَّوْجِ تَعْدِلُ مَا هُنَالِكَ ، وَقَلِيلٌ مِنْكُنَّ تَفْعَلُهُ ( رواه ابن ابي الدنيا )
“Sampaikalah salam dariku kepada para wanita dan katakanlah kepada mereka bahwa taat terhadap suami itu sama nilainya dengan jihad, namun sedikit diantara kalian yang dapat melakukannya”. (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya)
Karena itu, anak perempuan remaja harus dipersiapkan untuk terampil melakukan pekerjaan rumah tangga. Sehingga harus diperkenalkan dan dilatih serta dibiasakan melakukan hal-hal tersebut.
Suatu saat ketika ia sudah menjadi perempuan dewasa dan dilamar serta dinikahi oleh seorang pria yang shaleh maka ia sudah siap menjadi istri yang taat dan berbakti kepada suaminya.
Jika istri sudah taat dan berbakti kepada suami, maka suami harus lebih mencintai dan membahagiakannya serta tidak ada alasan untuk menzalimi, menghianati, apalagi menceraikanya. Allah berfirman:
فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗ ( النساء : ٣٤)
“Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya”. (An-Nisa: 34)
View this post on Instagram