AKAL bulus arti dalam bahasa Indonesianya tipu muslihat. Padahal dari asal kata, akal bulus tak selalu negatif.
Sebutan akal bulus berasal dari kata akal dan bulus. Akal adalah kemampuan berpikir. Dan bulus merupakan nama hewan reptil sejenis kura-kura.
Nama bulus merupakan sebutan dari orang Betawi untuk hewan yang sekarang disebut labi-labi. Di Jakarta ada daerah yang disebut Lebak Bulus.
Arti dari Lebak Bulus adalah sebuah daerah dataran rendah yang selalu tergenang air dan menjadi tempat tinggal hewan sejenis reptil yang disebut bulus. Di daerah itulah, hewan bulus pernah ‘berdomisili’ untuk waktu yang lama sehingga terkenal menjadi Lebak Bulus.
Bulus atau labi-labi memang bertempat tinggal di daerah yang berair dan berlumpur. Di situ ia tinggal, mencari makan, dan berkembang biak.
Saat ini, bulus masih banyak ditemukan di daerah tepian sungai berlumpur di kawasan Pulau Belitung, Kepulauan Riau. Mungkin di daerah-daerah lain di Indonesia masih banyak ditemukan.
Yang berhubungan dengan istilah akal bulus, hewan bulus biasanya berlindung di bawah lumpur. Tubuhnya tidak terlalu masuk ke dalam lumpur. Hanya sekadar menutupi bagian atas tubuhnya saja.
Para pemburu hewan ini biasanya menggunakan tongkat untuk dimasukkan perlahan ke dalam lumpur. Jika tongkat terpentok sesuatu yang keras, maka hampir dipastikan itulah hewan bulus yang sedang menutupi dirinya dengan lapisan lumpur.
Cara ini juga dimaksudkan bulus untuk berlindung dari hewan pemangsa seperti babi hutan, anjing liar, dan lainnya. Begitu pun dari para pemburu. Jika pemburu ini tidak berpengalaman, mereka tidak akan bisa menemukan bulus, karena tubuhnya terlapisi lumpur.
Mungkin, inilah kenapa orang menyebut istilah akal bulus. Yaitu berlindung dengan cara memanipulasi diri di bawah lapisan lumpur.
Para pemburu yang berpengalaman biasanya sudah paham di mana posisi kepala bulus. Karena jika salah memegang, tangan bisa terluka oleh gigitan hewan sejenis kura-kura ini.
Ada prinsip yang dipegang para pemburu: bagian kepala bulus selalu berada di sisi yang menjauhi air. Karena itulah, mereka memegang bulus yang dilapisi lumpur itu dari sisi yang dekat dengan air.
**
Kita sudah terlanjur memaknai akal bulus sebagai istilah yang negatif. Yaitu, memanipulasi atau menipu orang lain.
Padahal, bulus memanipulasi bukan untuk merugikan orang lain. Tapi untuk melindungi diri dari pantauan pemangsa.
Dengan kata lain, kadang perilaku manusia bisa jauh lebih buruk dari hewan. Kalau hewan seperti bulus memanipulasi untuk sekadar melindungi diri, tapi manusia memanipulasi untuk merugikan orang lain.
Karena itu, cobalah diperiksa lagi apa ada perilaku atau kebiasaan kita yang bisa merugikan orang lain. Tentang timbangan misalnya, takaran, tampilan luar yang tidak sesuai dengan kenyataannya, komitmen janji, amanah, dan lainnya.
Dengan merugikan orang lain itu, tentu saja, kita jauh lebih buruk dari akal si bulus. Karena akal bulus dimaksudkan tidak untuk merugikan orang lain. [Mh]