BAHAGIA itu terpenuhinya kepuasan fisik dan batin. Dan kepuasan hakiki itu ketika kita bisa mengungkapkan rasa syukur.
Seorang pengelana di padang pasir nan terik berkeliling-keliling mencari unta dan perbekalannya yang hilang. Di arah utara tidak ia temukan. Begitu pun di timur, barat, dan selatan. Sejauh mata memandang, hanya hamparan padang pasir.
Terbayang seperti apa nasibnya tanpa unta dan perbekalannya itu. Ia akan haus dan kelaparan.
Karena lelah fisik dan batinnya, ia pun tertidur. Dan ketika terbangun, unta dan perbekalannya sudah ada di hadapannya. Ia pun bersyukur. Dan saat itulah ia merasakan bahagia yang luar biasa.
**
Seorang ibu menangis tersedu ketika mendapati anak tunggalnya dalam keadaan koma di rumah sakit. Pikiran dan batinnya hanya tertuju pada sang anak yang terbaring.
Ia tak lagi memikirkan rumah mewahnya yang telah beberapa hari ia tinggalkan. Begitu pun dengan mobil dan bisnisnya.
Sang ibu hanya menangis, menatap keadaan kritis anaknya dari balik kaca kamar perawatan. Andai ada malaikat datang menawarkan pertukaran antara seluruh hartanya dengan kesehatan anaknya, tanpa ragu akan ia pilih kesehatan anaknya.
Karena lelah, sang ibu pun tertidur di ruang tunggu. Ia terbangun ketika seorang perawat membangunkannya, memberitahukan bahwa keadaan anaknya mulai pulih.
Saat itulah, ia merasa seperti orang yang paling bahagia di dunia ini. Ia bersyukur karena Allah menganugerahkannya keajaiban.
**
Sang ayah mondar-mandir mencari istri dan puterinya di balik reruntuhan gedung karena gempa. Ia menuju sisi selatan, utara, barat, dan timur bagian gedung yang telah porak-poranda.
Padahal, yang ikut lenyap dalam reruntuhan itu bukan hanya istri dan puterinya. Melainkan juga seluruh harta yang ia miliki: perabotan mewah ruang apartemen, perhiasan, uang, dan benda berharga lain.
Namun, yang ada di pikiran dan hatinya hanya istri dan puteri kecilnya semata wayang. Saat itu, ia seperti menatap masa depan hidup tanpa cahaya harapan.
Ia pun lelah. Badan tegapnya terkulai lemas di sebuah taman tak jauh dari reruntuhan. Ia pun terbangun ketika seorang tim SAR berteriak, “Ada ibu dan puterinya yang selamat! Medis! Cepat medis!”
Ia sontak terbangun dan berlari menuju korban yang selamat. Benar saja, ia mendapati keajaiban. Istri dan puterinya selamat dengan luka ringan.
Saat itu, sang ayah merasakan bahagia yang tak terkira. Ia bersyukur dengan nikmat istimewa itu.
**
Ketika sebuah nikmat terancam hilang, mendapatkannya kembali merupakan anugerah yang luar biasa. Dan saat itulah, kita menjadi orang yang paling bahagia.
Bersyukurlah dengan ‘cinta-cinta’ yang bertaburan di sekeliling kita. Karena itulah anugerah Allah yang menjadi kunci utama bahagia kita. Jangan baru menyadari itu ketika semuanya mulai akan hilang.
“Siapa yang tak bersyukur dengan yang sedikit, ia tak akan mampu menyukuri yang banyak.” (HR. Ahmad)