GAZA dikabarkan dalam keadaan parah. Sebanyak 2.800 orang tewas karena gempuran bom dari pesawat Israel, 10 ribu luka-luka, dan sekitar seribu orang masih terperangkap di reruntuhan gedung.
Keadaan terakhir di Gaza dilaporkan oleh Muhammad Husein melalui channel Youtubenya: Muhammad Husein Gaza, Selasa (17/10).
Tentang Korban Rakyat Gaza
Dilaporkan sudah 2.800 warga Gaza tewas karena serangan pesawat Israel. Sekitar 10.000 warga mengalami luka-luka. Dan diperkirakan masih ada seribu warga yang terperangkap di bawah reruntuhan gedung yang ambruk karena serangan bom Israel.
Keadaan para pengungsi pun cukup memprihatinkan. Misalnya, dalam satu gedung sekolah dasar dihuni oleh ribuan warga Gaza yang mengungsi. Mereka tidur berhimpitan dengan alas ala kadarnya. Sementara suhu udara di Gaza saat ini sangat dingin sekitar 26 derajat Celsius.
Tentang Bantuan Luar Negeri untuk Gaza
Satu-satunya pintu keluar masuk dari Gaza ke luar negeri melalui Rafah. Dari Rafah inilah warga Gaza bisa mendapatkan bantuan dari internasional termasuk Indonesia.
Rafah adalah pintu atau perbatasan yang menghubungkan antara Gaza dengan Mesir. Sayangnya, wilayah ini juga sudah dibombardir oleh Israel sebagai ancaman agar bantuan tidak masuk.
Padahal, sudah begitu banyak mobil pengangkut bantuan berupa makanan, air, obat-obatan, selimut, dan lainnya yang antre untuk masuk. Mobil-mobil bantuan itu berasal dari banyak negara, antara lain Turki, negara-negara Arab dan Islam, termasuk bantuan dari PBB.
Tentang Kondisi Tawanan Israel di Gaza
Sebanyak 250 orang tawanan Israel kini berada di Gaza. Mereka tersebar di beberapa tempat. Ada yang sipil dan ada yang militer.
Yang menarik dari sekian tawanan itu ada puluhan orang yang berasal dari Thailand. Rupanya mereka menetap di Israel sebagai pekerja. Hamas berjanji, jika keadaan sudah memungkinkan, tawanan Thailand ini akan dibebaskan begitu saja.
Semua tawanan tersebut, baik sipil maupun militer, diperlakukan sangat baik. Pemimpin Hamas menyebut para tawanan itu sebagai tamu: “Mereka itu tamu-tamu kami. Mereka mendapatkan jatah makan seperti yang kami makan.”
Nantinya, para tawanan ini akan ditukarkan dengan tawanan Palestina yang kini berada di penjara-penjara Israel.
Sebagai contoh, pada tahun 2004, ada seorang kopral Israel yang ditawan Hamas. Namanya Gilad Shalit, seorang warga Prancis yang juga warga dan tentara Israel.
Gilad Shalit ditawan dalam waktu yang cukup lama, yaitu 7 tahun. Pihak Israel sebenarnya sudah melakukan sejumlah operasi militer dan intelijen untuk menemukan Gilad Shalit. Tapi selalu gagal.
Akhirnya, pada Oktober tahun 2011, disepakati pertukaran tawanan antara Hamas dan Israel. Hamas menyerahkan kopral Gilad Shalit dan Israel menyerahkan sebanyak 1.027 tawanan Palestian yang ada di penjara Israel. Pertukaran tawanan itu berlangsung sukses.
Tentang tawanan terbaru yang 250 orang di tangan Hamas itu, dikabarkan 7 di antaranya tewas karena serangan udara Israel. Hamas mengabarkan secara transfaran keadaan tawanan-tawanan itu kepada keluarga mereka di Israel melalui sambungan ponsel.
Misalnya, tawanan anggota militer wanita Israel yang ditangkap Hamas keadaan terbarunya disampaikan ke keluarga yang bersangkutan: kesehatannya, masih hidup atau sudah mati.
Tentang ini, warga Israel jauh lebih percaya dengan kabar yang disampaikan Hamas daripada yang dikabarkan oleh Netanyahu atau media Israel.
Tentang WNI yang Masih berada di Gaza
Masih ada 10 Warga Negara Indonesia yang kini tinggal di Gaza. Mereka adalah lima orang dewasa dan lima anak-anak.
Yaitu, Bang Onim dengan tiga anaknya, Muhammad Husein sendiri dengan dua anaknya, dan tiga relawan Mer-C yang bertugas di rumah sakit Indonesia di Gaza.
Bang Onim dan Muhammad Husein merupakan relawan kemanusiaan Indonesia yang beristerikan warga Gaza. Anak-anak mereka memiliki kewarganegaraan ganda: Idonesia dan Palestina.
Mereka bukan tidak mau dievakuasi keluar Gaza. Hal ini terhalang oleh gempuran bom Israel yang terus-menerus menyerang Gaza, termasuk perbatasan Gaza dan Mesir di daerah Rafah. [Mh]