APA doa yang biasa dipanjatkan para jamaah ketika berada ditanah haram? Yang pasti mereka akan berdoa untuk keselamatan sunia akhirat, keberkahan untuk kamum keluarga, keturunan yang baik, kesehatan dan ketenangan jiwa.
Dan untuk para lajang yang masih belum dipertemukan dengan pasangannya mereka akan meminta untuk dipertemukan secepatnya.
Begitu juga dengan saya, ketika masih di tanah air pun saya telah menyiapkan sekumpulan doa yang akan saya panjatkan bila saya di raudah nanti, di Masjid Nabawi nanti, di depan multazam nanti, di jabbal rahmah nanti. Karena tempat tersebut adalah sangat diijabah semua doa hambaNya.
Sebelum berangkat saya pernah ngobrol dengan seorang bapak di kantor saya, “Pak, semoga pulang dari umroh nanti saya sudah tidak perlu pakai kacamata lagi”. Itu benar-benar doa yang sangat saya ucapkan dari hati.
Karena menggunakan kacamata sepanjang hari bukanlah hal yang sangat direkomendasikan, selain membuat pandangan mata sangat terbatas juga terkadang membuat mata kelelahan.
Si bapak menjawab “Oh gampang, nanti sampai disana operasi lasik saja”. Waktu itu saya tertawa mendengar jawaban beliau, sebuah jawaban yang aneh atau komentar saya yang berlebihan.
Ketika pertama kali menginjakkan kaki di tanah haram, hal pertama yang kita lakukan tiada lain selain mengucapkan Subhanallah walhamdulillah wa syukurillah.
Sungguh besar nikmat Allah, mudah sekali Allah memberikan nikmatNya ketika sebagian orang masih menunggu untuk dapat berangkat haji entah tahun berapa entah kloter berapa, saya telah dimudahkanNya untuk berkunjung ke sini.
Berziarah ke berbagai tempat bersejarah perjalanan agama islam. Perjalanan awal dimulai dengan ziarah ke Masjid Nabawi diteruskan ke Masjid Quba, beberapa saat saya merogoh tas saya untuk mencari si kacamata tapi astaghfirullah kacamataku hilang.
Kemudian berfikir kok bisa hilang, bagaimana dengan jarak penglihatanku nanti? Peristiwa ini saya laporkan ke Muthowif saya yaitu orang yang memimpin kegiatan umroh ini.
Sekalian meminta tolong kalau ketemu dengan sekotak kacamataku yang hilang. Tak lupa aku bercerita bagaimana doaku ketika berada di tanah air kala itu. Dan sang ustadz sambil tertawa berkata “Selamat neng, doanya diijabah disini” Haduh bukan itu maksud doaku.
Aku hanya ingin tidak perlu melihat dengan menggunakan kacamat lagi bukan kehilangan kacamata, tak hentinya saya beristighfar memohon ampunan, mungkin cara saya berdoa yang salah.
Setelah kegiatan ziarah dan ibadah di Madinah selesai, dilanjutkan dengan kegiatan umroh, seluruh jamah bergerak ke Makkah lengkap dengan menggunakan pakaian ihram.
Ambil miqot di byr Ali dan tak lupa membaca niat umroh. Ibadahnya lancar dan seluruh jamaah bisa pulang ke hotel dengan perasaan lega, alhamdulillah bisa istirahat.
Kemudian kita meneruskan untuk beribadah di Masjidil Haram selama sisa kegiatan ini. Awalnya hanya niat dengan teman sekamar untuk bisa thawaf mengelilingi Ka’bah ba’da Dzuhur, oleh karena cuaca yang panas dan sangat menyilaukan pastilah sangat membutuhkan kacamata pelindung.
Aku merogoh tas ku untuk mencari kacamata hitamku, dan subhanallah hilang lagi. Padahal baru saja aku kenakan ketika perjalanan dari hotel ke Masjidil Haram tadi.
Aku berusaha mencarinya tapi jauh dalam hatiku aku sudah merasakan bahwa aku kehilangan kacamataku yang kedua. Sedih sekali apalagi melihat ibadah thawaf yang aku jalani di tengah cuaca yang benar-benar menyengat ini.
Bukan Cerita Empat Mata
Baca juga: 6 Tips saat Umroh yang Sering Diabaikan Wanita
Sampai hotel aku hanya terdiam, akhirnya aku hanya memiliki kacamata terakhir yang sidah aku siapkan sebelumnya. Sambil memandang kacamata itu aku berdoa lagi “Allah tolong dong kacamata i jangan hilang lagi” tapi aku merasa jika ditanah haram ini, kemungkinan akan hilang lagi.
Jadi daripada hilang lagi lebih baik segera aku sedekahkan, sejenak aku memandang teh Eny teman sekamarku yang sangat prihatin dengan musibahku.
Kemudian aku berkata “Teh, ini kacamataku disimpan ya daripada aku keahilangan lagi lebih baik kasih ke teteh aja”, beliau menerima dengan senang dan akupun lega karena telah menghilangkan kacamataku yang terakhir.
Lengkap sudah aku kehilangan semua kacamataku di rumah Allah ini. Hanya dengan sebuah doa sederhana yang aku ucapkan di tanah air sebelumnya, semoga ini jalan terbaik yang ditunjukkan Allah.
Meskipun aku kehilangan semua penuntun mataku alhamdulillah aku dapat menyelesaikan semua ibadah ku dan tidak tersesat.
Sebuah kisah untuk direnungkan jadi merasa diingatkan betapa sesungguhnya allah lah yang Maha Tahu akan segala yang terbaik untuk hambanya.
Namun seringkali kita berpikiran lain, terkadang kita merasa doa kita tidak dikabulkan. Adapula yang merasa dikabulkan tapi ternyata tidak sesuai dengan keinginannya.
Mengapa ini bisa terjadi? Apakah Allah tidak bisa mengabulkan doa-doa kita? Tentu tidak, karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Apakah Allah salah mengartikan doa-doa kita? Tentu tidak, karena Allah Maha Mengetahui.
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai aku maka (jawablah), bahwasannya aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186).
Yang terjadi mungkin kita lah yang tidak mendengar jawaban-jawabanNya mungkin kita lah yang belum melihat kekuasaan Allah. Mungkin kita yang justru tidak mengerti apa-apa yang menjadi jawabanNya.
Rasulullah saw bersabda pada sebuah hadist. “Seorang hamba doanya senantiasa akan dikabulkan selama tidak berdoa untuk perbuatan dosa, atau memutuskan silaturahim serta selama tidak tergesa-gesa. Beliau ditanya, wahai Rasulullah apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa? Rasulullah menjawab “Aku telah berdoa tetapi aku belum melihat doaku dikabulkan. Lantas ia merasa kecewa dengan hal itu, sehingga ia pun tidak mau lagi berdoa.” (HR. Muslim)
Setiap doa yang kita terbangkan ke langit penuh harap, setiap doa yang lirih kita ucapkan di tengah keheningan malam setiap doa yang dengannya air mata mengalir membersihkan pipi akan selalu diterima oleh Allah swt.
Dan Allah dnegan segala kasih sayangnya akan menjawab doa-doa hambaNya dnegan cara yang paling indah, paling tepat dan paling menakjubkan. Allah akan memenuhi keinginan kita disaat atau bahkan bahkan memberi kita sesuatu yang jauh lebih baik dari yang kita minta.
Karena Allah benar-benar megetahui apa-apa yang terbaik bagi dunia maupun akhirat hambaNya. Bagi manusia mungkin untuk memahami semuanya terasa butuh waktu dan butuh pengertian mendalam.
Tapi percayalah semua hanya masalah waktu apalagi memang apa-apa yang terlihat secara kasat mata sebenarnya hanyalah permukaan saja.
Selalu ada hikmah mendalam disetiap kejadian, baik itu kejadian yang tampaknya menyenangkan maupun kejadian yang tampaknya tidak menyenagkan butuh mata hati untuk bisa melihat hikmah di balik kejadian.
Alhamdulillah saudari Nova di tengah segala kehilangannya tetap mampu melihat dunia dengan mata hati, bahkan ia malah bisa menjadi manfaat bagi sekitar dengan memberikan kacamata terakhirnya pada orang lain. Saat itu saudari Nova memang kehilangan kacamatanya, tapi aku rasa ia semakin terbuka mata hatinya.