ChanelMuslim.com – Desainer Tanah Air Pamerkan Kain Nusantara di Milan
Indonesia Cultural Fashion (ICF) Goes to Milan yang akan diselenggarakan pada 19 Desember 2017 di Base Milano, Milan, Italia. ICF pertama kali di gelar di Amsterdam, Belanda.
ICF merupakan perhelatan besar yang mempromosikan kain-kain Nusantara dan dipadukan dengan menampilkan musik instrumen khas Indonesia. Setiap tahun pegelaran akan dikemas berbeda. Untuk tahun ini perhelatan fashion akan dikolaborasikan dengan alunan Guitar bersama Kendang yang dimainkan oleh gitaris ternama Indonesia, Tohpati.
Dalam konferensi pers dibilangan Kebayoran Baru Jakarta (13/12/2017), Tohpati menuturkan akan membawakan lagu seperti Janger, Es Lilin, Kampung Nan jauh di Mato dan Ksatria akan dimainkan di awal perhelatan. Hal tersebut dilakukan agar budaya Indonesia semakin dirasakan oleh pengunjung yang datang.
Iwan Kurniawan selaku CEO Kolam Ikan juga menerangkan akan turut mengundang para fashion blogger, komunitas Indonesia di Eropa, KBRI dan masyarakat Eropa untuk memberikan euforia yang lebih luar biasa.
“Kami mengundang para fashion blogger, komunitas Indonesia di Eropa, KBRI dan masyarakat Eropa. Perhelatan ini di gelar karena kami melihat antusias yang luar biasa di tahun sebelumnya," ujar Iwan.
Desainer yang yang tampil pada acara ICF 2017 antara lain Terry Puteri dengan bran Territory, Lily Mariasari dengan bran ELEMWE dan Decy Ramona dengan brand Tyramona. Tema yang di tampilkan oleh Territory adalah Territory of Borneo busana wanita modern dengan sentuhan kain khas Banjarmasin yakni sasirangan. Material yang digunakan adalah shifon, cotton dan slik.
Tema Tyramona yang di tampilkan adalah Toraja Pak Tedong, dimana Tedong bongas adalah paling berharga bagi masyarakat Toraja dan memiliki harga yang paling mahal. Masyarakat Toraja merasa dengan menggunakan motif Pak Tedong membuat kehidupan derajat yang lebih tinggi dan di hormati. Material bahan yaitu Microsoft, Shantung dan Balotelli.
Sedangkan ELEMWE mengangkat tema Parno Jakarta, empat desain terdiri dari batik Betawi dengan paduan bahan polos. Kain dengan motif seni budaya Betawi Tanjidor merupakan salah satu kesenian tempo dulu. Kain dibuat dengan warna sogan yang menggunakan tiga jenis bahan katun, dong dan sutra ini menggunakan metode pembuatan tradisional dengan cara dilukiskan langsung oleh pengrajin (batik tulis) sehingga hasil yang dihasilkan lebih rapih dan jelas apa yang dilukiskan pada kain tersebut. (Wnd/Desi)