BAGAIMANA cara menjadi mukmin yang kuat? Padahal seorang muslim dan mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dan Rasul-Nya. Ustaz K.H. Iman Santoso, Lc., MEI. menjelaskan mengenai hal ini.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قاَلَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : “اَلْمُؤْمِنُ اَلْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلىَ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِيْ كُلٍّ خَيْرٍ، اِحْرِصْ عَلىَ ماَ يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللَّهُ وَماَ شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah, namun pada dari keduanya ada kebaikan.
Bersemangatlah terhadap hal-hal yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan menjadi lemah.
Jika kamu ditimpa sesuatu, jangan berkata seandainya aku berbuat begini, maka akan begini dan begitu, tetapi katakanlah Allah telah menakdirkan, dan kehendak oleh Allah pasti dilakukan.
Sebab kata ‘seandainya’ itu dapat membuka perbuatan setan.” (Muslim)
Hadis yang agung ini adalah arahan bagi umat muslim, baik secara pribadi maupun jamaah agar menjadi mukmin yang kuat.
Karena lebih baik dan lebih dicintai Allah Subhanahu wa taala. Mukmin yang kuat di sini bentuknya ma’rifah yang bisa bermakna umum, yaitu mukmin yang memiliki kekuatan dari berbagai aspek kekuatan, seperti kekuatan iman, ilmu, amal, harta, fisik dll.
Baca Juga: Bercermin dengan Saudara Mukmin
Allah Subhanahu wa taala berfirman:
لَّا یَسۡتَوِی ٱلۡقَـٰعِدُونَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ غَیۡرُ أُو۟لِی ٱلضَّرَرِ وَٱلۡمُجَـٰهِدُونَ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَ ٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡۚ فَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلۡمُجَـٰهِدِینَ بِأَمۡوَ ٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ عَلَى ٱلۡقَـٰعِدِینَ دَرَجَةࣰۚ وَكُلࣰّا وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ وَفَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلۡمُجَـٰهِدِینَ عَلَى ٱلۡقَـٰعِدِینَ أَجۡرًا عَظِیمࣰا. دَرَجَـٰتࣲ مِّنۡهُ وَمَغۡفِرَةࣰ وَرَحۡمَةࣰۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورࣰا رَّحِیمًا
“Tidaklah sama antara orang yang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya.
Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan).
Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.
(Yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, serta ampunan dan rahmat. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (An-Nisa: 95-96)
Dua ayat ini juga menyebutkan dua kriteria orang beriman.
Pertama, mukmin yang kuat sehingga dia berjihad dengan harta dan jiwanya.
Kedua, mukmin yang lemah sehingga dia duduk saja dan tidak berjihad dengan harta dan jiwa.
Keutamaan orang beriman yang berjihad yaitu memiliki derajat yang tinggi baik di dunia maupun di akhirat, dibanding dengan mukmin yang duduk dan tidak berjihad.
Namun demikian, selagi seseorang itu tetap mukmin, maka masih baik. Dan secara bertahap menyiapkan dan meningkatkan kekuatannya sehingga bermanfaat banyak untuk dirinya dan orang lain.
Baca Juga: Kekuatan Syahadatain dalam Membangun Peradaban
4 Cara Menjadi Mukmin yang Kuat
Hadis ini selanjutnya menjelaskan kiat atau cara bagi orang beriman agar meraih kekuatan, ada beberapa kiat praktis, sebagaimana disebutkan dalam hadis:
1. Bersungguh-sungguh meraih setiap yang bermanfaat.
Orang beriman diperintahkan untuk bersungguh-sungguh untuk meraih segala yang bermanfaat, baik manfaat dalam urusan dunia maupun agama.
Kata Mutiara:
من جد وجد
Siapa yang sungguh-sungguh maka akan mendapatkannya (apa yang dicita-citakan).
من صبر ظفر
Siapa yang sabar maka akan menang.
2. Memohon Pertolongan Pada Allah Subhanahu wa taala.
Segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendak Allah Subhanahu wa taala sehingga orang beriman harus senantiasa memohon pertolongan pada Allah Subhanahu wa taala.
Karena Allah Maha Kuat, Maha Kaya, Maha Kuasa dan Maha Segalanya.
لا حول ولا قوة إلا بالله
Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah.
3. Tidak Boleh Merasa Tidak Mampu
Orang beriman harus percaya diri dan terus berusaha untuk meraih kesuksesan dan tidak boleh merasa tidak berdaya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan doa agar kita terhindar dari 8 penyakit kejiwaan.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas.
Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia.” (Abu Dawud)
4. Beriman pada Takdir Allah Subhanahu wa taala.
Apa yang ditakdirkan Allah Subhanahu wa taala pasti terjadi. Oleh karena itu, orang beriman tidak boleh mengatakan kalau begini tidak akan begini, dalam hal yang sudah ditakdirkan Allah Subhanahu wa taala.
Dan itu bagian dari amal syetan. Wallahu a’lam.[ind]