Orang Indonesia ada yang memimpikan punya istri atau suami orang asing. Tapi, begitu pun orang asing. Inilah di antaranya kenapa orang asing suka dengan orang Indonesia.
Tanpa saling suka, rasanya perjodohan akan sulit terlaksana. Inilah di antara alasan warga negara asing yang lebih suka dengan orang Indonesia, pria maupun wanita.
Satu, orang Indonesia dikenal ramah dan bersahabat.
Silahkan jalan-jalan ke Timur Tengah, Turki, Jepang, Korea, apalagi Eropa. Periksa yang keadaan warganya selalu akrab dengan orang asing yang menyapa. Rasanya sangat jarang.
Di negara-negara itu, masing-masing individu seolah biasa hidup ‘sendiri-sendiri’: jarang saling menyapa, jarang melakukan ‘paguyuban’, dan jarang tersenyum jika ada orang asing menyapa.
Bandingkan dengan Indonesia. Di hampir tiap gang selalu ada sejumlah warga yang kumpul-kumpul: di depan warung, pos ronda, atau halaman rumah. Dan di kumpulan warga itu kerap terdengar canda dan tawa keakraban.
Keadaan ini sama sekali tidak diinstruksikan negara. Tidak pula dipaksa-paksakan. Tapi alami sebagai karakter warga umumnya.
Di mana pun dijumpai warga Indonesia, di situ selalu ada senyum ramah dan bahasa keakraban.
Inilah di antara sebab kenapa orang Indonesia disukai. Senyum ramah selalu menjadi pembuka interaksi, meskipun dengan orang asing. Hal yang sangat berlawanan dengan keadaan warga di negara-negara tadi.
Dua, orang Indonesia dikenal lebih setia.
Pasangan suami istri di Indonesia sudah sangat lumrah hidup setia. Tak ada yang memisahkan mereka, kecuali usia atau kematian.
Hal ini sangat berbeda dengan warga negara-negara lain. Misalnya, Jepang, Korea, Eropa, bahkan Timur Tengah. Memang umumnya orang Timur Tengah tidak berselingkuh, tapi umumnya mereka biasa berpoligami.
Di Indonesia, budaya pasangan yang sah sudah sangat mentradisi. Siapa pun yang tinggal di perkampungan harus jelas status pernikahannya. Jika tidak, maka akan mendapat marah warga sekitar.
Begitu pun dengan kesetiaan masing-masing pasangan. Umumnya, orang Indonesia menganggap hina orang yang berselingkuh. Hal ini sangat berbeda di negara-negara non muslim seperti Jepang, Korea, Cina, apalagi Eropa.
Tiga, orang Indonesia menjunjung tinggi nilai berkeluarga.
Silahkan jalan-jalan lagi di negara-negara Jepang, Korea, Eropa, dan lainnya. Jarang dijumpai sebuah sosok keluarga: suami istri yang berjalan bersama dengan lebih dari tiga anak mereka.
Bahkan, kadang ada tiga generasi yang berjalan bersama: kakek nenek, ayah ibu, dan anak cucu.
Begitu pun dengan budaya pacaran. Baru di generasi saat ini pacaran menjadi sesuatu yang biasa. Di generasi sebelumnya, pernikahan baru berlangsung jika keluarga besar mempertemukan keduanya.
Kalaupun ada yang saling suka sebelum akad nikah, tak ada yang berinteraksi seolah sudah seperti suami istri. Seperti kemana-mana selalu berduaan.
Inilah di antara sebab kenapa orang asing begitu suka dengan orang Indonesia. Bahkan mereka siap ‘kabur’ dari keluarga dan negaranya demi bisa berjodoh dengan orang Indonesia. [Mh]