ROMANTISNYA Mesir diceritakan oleh Uttiek M. Panji Astuti yang saat ini sedang berada di Kairo. Ia membagikan ceritanya di Instagram @uttiek.herlambang, (15/3/2023).
Setelah berkali mengunggah tulisan tentang Kairo yang semrawut dan berdebu, banyak yang DM menanyakan, benarkah Mesir tak seromantis di film Ayat-Ayat Cinta atau Ketika Cinta Bertasbih?
Saya merasa perlu menjawab: Mesir romantis dengan caranya sendiri.
Ibarat manusia yang punya style masing-masing dalam mengungkapkan sisi romantisnya, demikian halnya Mesir.
Saya coba menyusuri lokasi-lokasi ikonik yang dianggap sebagai simbol romantisme seperti yang muncul di kedua film box office itu.
Maktabah alias toko buku di belakang Masjid Agung Al Azhar yang muncul di film “Ketika Cinta Bertasbih” masih berdiri hingga hari ini.
Adegan di toko buku itu dianggap sebagai salah satu scene legendaris dan romantis.
Toko buku kecil itu berada di antara sesaknya kios-kios makanan, kedai jus, juga supermarket lokal. Kitab-kitab yang dijual rerata kitab klasik berbahasa Arab.
Seperti maktabah tradisional pada umumnya, koleksi buku yang dimiliki tidak terlalu banyak, dibanding toko buku modern. Namun semua kitab yang dijual berkualitas.
Setiap kali melintas area itu, saya selalu menyempatkan mampir untuk membeli segelas jus mangga seharga 15 Le atau Rp7.500 di asob alias kedai jus tak jauh dari toko buku itu.
Juga seporsi egg-ga yang dijual di kedai makanan sebelahnya. Egg-ga adalah telur dadar dengan isian bahan falafel yang terdiri dari bawang, tomat, serta kacang tumbuk dan parsley.
Digoreng garing hingga terasa krispi di pinggirannya, namun masih lembut di tengahnya. Dimakan panas-panas dengan sepiring salatoh (acar), hhmm… lumer di mulut. Dijamin besok pengin datang lagi!
Cruising menyusuri sungai Nil tak kalah romantisnya. Umumnya kapal-kapal pesiar itu mempunyai 3 jadwal berlayar. Jam 14.00-18.00; 19.00-22.00; 22.00-01.00 dini hari.
Diawali dengan makan prasmanan. Menu yang disajikan dari appetizer alias hidangan pembuka yang bisa diambil sepuasnya di salad bar.
Main course, dengan menu daging sapi, ayam, ikan, sayur, nasi, kentang, pasta dan sebagainya. Juga dessert manis seperti pudding dan buah.
Baca Juga: Meningkatnya Pengguna Sabu, Lembaga Fatwa Mesir Dorong Kampanye Antinarkoba
Romantisnya Mesir
View this post on Instagram
Harganya sekitar 275 Le atau Rp125 ribu/pax. Kalau mau full board alias berlayar semalaman dan makan pagi, siang, malam plus menginap di hotelnya di atas kapal, harganya 1.500 Le atau Rp750.000/pax.
Sore itu, di antara keremangan senja di atas sungai Nil, hati saya gerimis menyaksikan pasangan suami istri sepuh duduk berdua di pinggir kolam renang yang ada di geladak kapal.
Mereka berbincang sambil menikmati hangatnya matahari senja di akhir musim dingin. Tak banyak yang mendapat nikmat seperti mereka.
Alexandria, kota indah di tepian Mediterania adalah puncak romantisme di Mesir. Di tempat inilah Mark Anthony dan Cleopatra menuliskan kisah cintanya.
Di kota ini terdapat jembatan ikonik yang muncul di film KCB yang sering digunakan mahasiwa Indonesia untuk foto-foto. Nanti saya tuliskan sendiri ya.
Di atas geladak kapal, sambil menikmati semilir angin, terdengar suara penyanyi yang mendendangkan lagu, “Intaa sukaar….. intaa sukaar, you’re sweety, you’re so sweet.”
Ah, Mesir memang romantis dengan caranya sendiri.[ind]