JALAN merekatkan persaudaraan Saudi-Turkiye kembali menghangat setelah gempa kembali mengguncang. Di balik musibah itu, ada pemandangan yang menghangatkan hati.
Kini, provinsi di sisi selatan Turki, Hatay, yang diguncang gempa berkekuatan magnitudo 6,4 (20/2).
Penduduk panik berhamburan menyelamatkan diri. Trauma membayangi mereka, karena selama 2 pekan jumlah korban gempa sebelumnya telah menembus 46 ribu jiwa.
Dunia bersatu, bahu membahu membantu Turki dan Suriah. Lebih dari 24 negara dan organisasi internasional dunia seperti WHO, Uni Eropa, NRC, NATO, turun tangan sejak hari pertama.
Salah satu negara yang memberikan bantuan besar adalah Saudi Arabia melalui lembaga kemanusiaan King Salman Relief.
General Supervisor KS Relief, Dr. Abdullah al Rabeeah, menjelaskan, “KS Relief membangun 3 ribu unit hunian sementara. Sebelumnya kami telah mengirimkan ribuan tenda darurat.”
Sesuatu yang sangat disyukuri, karena selama ini hubungan Saudi-Turki diwarnai bermacam dinamika. Panas-dingin. Ibarat suami-istri yang saling mencintai, namun seringkali muncul gejolak.
Terakhir, hubungan kedua negara “memanas” setelah kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, wartawan yang menjadi kolomnis tetap di Washington Post, di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, merasa perlu berpidato di depan anggota parlemen partainya terkait pembunuhan Khashoggi.
Dalam pidatonya, ia mendesak agar Saudi membuka siapa yang memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi.
Ia menyatakan perintah pembunuhan itu dari pucuk pimpinan dalam piramida kekuasaan. Namun, Erdogan yakin ia bukan Raja Salman.
Saudi membalas melalui media Al Sharq al Awsat, yang mempertanyaan mengapa Turki seolah ngotot ingin melibatkan sang putra mahkota dalam pembunuhan Khashoggi?
Tak hanya itu, ada seruan untuk melakukan boikot terhadap produk Turki dan diaminkan oleh rakyat Saudi.
Baca Juga: 16 Lembaga Internasional Penyalur Donasi untuk Turkiye
Gempa, Jalan Merekatkan Persaudaraan Saudi-Turkiye
View this post on Instagram
Begitu meruncingnya perseteruan itu, hingga beredar kabar kubah-kubah Utsmani yang selama ini menjadi bagian dari Masjidil Haram dilepas dan diganti bersamaan dengan proyek perluasan Masjidil Haram.
Lebih dari itu, ada wacana untuk menulis ulang sejarah Utsmani di Tanah Haram yang dianggap sebagai penjajahan. Astahgfirullah.
Belakangan, tensi ketegangan mereda melalui kunjungan Erdogan ke Saudi dan sebaliknya putra mahkota kerajaan Saudi MBS ke Turki.
Semoga hubungan kedua negara semakin hangat. Bila Allah menghendaki sesuatu, maka akan disediakan sebabnya. Di balik musibah gempa ternyata ada jalan untuk merekatkan persaudaraan.[ind]