ChanelMuslim.com – Adalah komunitas Sikola Cendekia Pesisir. Sebuah komunitas di Makassar Sulawesi Selatan yang hadir karena kepedulian terhadap nasib anak-anak pesisir.
Takdir sebagai salah satu penggagas lahirnya Komunitas Sikola Cendekia Pesisir (SCP) mengungkapkan dua bulan yang lalu, tepatnya tanggal 29 Juli 2017 di sebuah warung kopi, ia bersama kedua temannya yang lain, Muh Nur dan Idmaril, bersepakat untuk membangun sebuah komitmen yang selanjutnya diwujudkan dalam rupa Komunitas Cendekia Pesisir.
“Iya sih, di kota Makassar sudah banyak komunitas yang berbau pendidikan. Tapi pada saat itu kami pikir, tidak banyak dari komunitas-komunitas itu yang menyentuh daerah pesisir. Sehingga kami membuat Komunitas Sikola Cendekia Pesisir,” ungkap Takdir seperti dilansir laman FajarPendidikan.
Dikatakan Takdir, maksud mereka mendirikan Komunitas SCP agar ada pemerataan pendidikan terlebih untuk masyarakat pesisir.
“Sasaran pulau binaan, yaitu pulau-pulau kota Makassar dan kepulauan Pangkajene,” katanya.
Takdir menerangkan untuk enam bulan ke depan setelah melalui survei, Pulau Langkai dipilih menjadi pulau binaan komunitas SCP.
“Setelah tamat SMP, mereka kebanyakan tidak melanjutkan ke jenjang SMA, melainkan jadi nelayan. Faktor penyebabnya adalah biaya dan tempat tinggal jika melanjutkan ke SMA,” ungkap Takdir.
Ada empat sektor penting yang menjadi fokus SCP dalam program binaan tersebut yaitu pendidikan, pemberdayaan masyarakat, lingkungan, dan kesehatan.
Sektor pendidikan, kurangnya asupan pembelajaran kreatif yang dialami siswa sehingga relawan SCP memutuskan untuk fokus kepada pembelajaran non-formal untuk melatih kreativitas dan keaktifan siswa terhadap lingkungannya.
“Pembelajaran non-formal yang kami berikan seperti melatih menari, menggambar, melatih dan membuat puisi, melatih baris berbaris dan juga melatih hidup sehat. Untuk siswa SD dan SMP,” ujarnya.
Kendala lainnya adalah kurangnya media pembelajaran untuk anak didik agar para anak didik lebih berinteraksi dengan pelajaran yang diberikan.
Selain itu, jarangnya guru yang datang mengajar ke pulau hingga pola pikir mereka yang lebih mementingkan bekerja daripada menyelesaikan pendidikan hingga ke jenjang SMA menjadi daftar tambahan kendala yang dijumpai relawan SCP.
“Kami sudah melakukan program parenting untuk meyakinkan kepada setiap orang tua bahwa pendidikan itu penting dan tidak mahal. Kami selalu mengadakan sosialisasi secara persuasif kepada masyarakat terkait prospek pendidikan ke depannya seperti apa. Kebetulan ada putra daerah di sana juga yang dijadikan contoh tentang prestasinya,” jelasnya dalam sumber yang sama.
Takdir menuturkan, penyebabnya itu, anak usia sekolah cenderung memilih mencari uang melalui pekerjaan sebagai nelayan.
“Biasanya mereka ikut orang tuanya dan juga ada beberapa orang tua yang sangat mendukung keinginan anaknya untuk tidak sekolah tapi bantu mencari uang,” ungkapnya.
Sektor pemberdayaan masyarakat, bagi SCP, masyarakat (pemuda ataupun orang tua) perlu juga untuk diedukasi.
“Bagi pemuda (putus sekolah) kami rencananya memberikan program seperti anti narkoba, internet sehat, menyediakan lapak baca, menonton film edukasi dan program pelatihan kewirausahaan nantinya,” paparnya.
Akan tetapi, sejumlah program itu harus tersendat oleh fasilitas yang kurang mendukung mulai dari sound system atau speaker portable hingga listrik untuk pemutaran film.
Sektor lingkungan, kata Takdir, kondisi lingkungan daerah pesisir sangat memprihatinkan dengan dipenuhi sampah.
“Kondisi itu yang mendorong kami untuk melakukan program bersih pantai dan pengelolaan sampah plastik menjadi karya tempat pensil untuk anak-anak mereka. Semoga saja ada solusi terbaik dari pemerintah terkait sampah di pesisir,” ujarnya.
Dan lagi, meski sadar akan dampak buruk dari penumpukan sampah di area pantai, namun, sebagian masyarakat masih acuh akan hal ini.
“Kendalanya adalah sulitnya mengajak masyarakat untuk ikut terjun dalam pelaksanaan program bersih pantai,” keluhnya.
Sektor kesehatan di Pulau Langkai cuma ada pustu dan menurut pengamatan Team SCP di lokasi, tidak pernah terlihat berfungsi.
Sehingga SCP mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis, pengobatan dan juga sosialisasi hidup bersih.
“Kami selalu berharap adanya bantuan obat-obatan ataupun peralatan dari pihak pemerintah. Untuk SDM saya rasa semua manusia punya sifat simpati sehingga selalu ada SDM yang siap terjun ke lokasi,” tambahnya.
Mahasiswa semester akhir, program studi Teknik Informatika Unhas ini, juga berharap adanya perhatian pemerintah sehingga komunitas dan pemerintah bisa saling bersinergi, baha membahu mewujudkan masyarakat yang sejahtera di berbagai sektor.
“Semoga ke depannya komunitas ini bisa mendirikan sebuah sekolah atau pun universitas (lengkap dengan asramanya) khusus untuk anak pesisir sehingga tidak ada lagi keluh kesah dari mereka tentang mahalnya pendidikan dan tidak adanya tempat tinggal jika harus berpindah ke kota Makassar. Semoga pemerintah bisa memberikan fasilitas rumah asrama khusus anak pesisir baik dari kepulauan makassar maupun kepulauan pangkajene yang ingin melanjutkan pendidikan di kota Makassar,” ceritanya
Semoga menginspirasi banyak orang berbuat kebaikan. (jwt/fajarpendidikan)