RAHMAT dan ampunan Allah sangat luas. Tapi, jangan lengah dari siksa kubur. Karena boleh jadi ada dosa yang kita anggap ringan tapi besar di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Sebuah peristiwa menarik di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terjadi. Yaitu sesuatu yang menimpa seorang sahabat kenamaan Anshar atau asli Madinah yang bernama Saad bin Muadz radhiyallahu ‘anhu.
Saad seorang sahabat kenamaan. Ia masuk Islam melalui dakwah Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhu. Sejak itu, ia begitu setia pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Di peperangan mana pun, Saad selalu mendampingi Rasulullah.
Bahkan ketika Perang Uhud, Saadlah yang menjadi perisai diri ketika pasukan kafir Quraisy menyerang habis-habisan diri Nabi.
Begitu pun ketika pada Perang Khandaq atau Perang Parit saat pengepungan besar dialami Madinah. Saad yang juga pemimpin dari suku Aus berjuang habis-habisan bersama Rasulullah.
Suatu kali dalam perang itu, sebuah panah dari pihak musuh menancap tubuh Saad. Ia terluka parah. Tubuhnya langsung dibawa ke tenda perawatan. Rasulullah pun mendampingi Saad selama perawatan.
Luka yang dialami Saad ternyata tidak juga sembuh meskipun perang sudah usai. Setelah menuntaskan segala amanah terakhirnya, Saad wafat di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di rumahnya.
Nabi dan seluruh sahabat pun berduka. Nabi memohonkan ampunan kepada Allah, memuji Saad, memimpin shalat jenazah, hingga memimpin pemakamannya.
Tapi, ada yang menarik saat usai pemakaman. Tidak biasanya Rasulullah tetap berada di kuburan Saad. Para sahabat pun mengikuti Rasulullah. Rasulullah mengucapkan tasbih. Cukup lama Rasulullah seperti itu.
Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidak biasanya Anda seperti ini?”
Rasulullah menjelaskan bahwa Saad dihimpit kubur. Setelah Rasulullah bertasbih di atas makamnya, Saad pun sudah terbebas dari himpitan kubur.
Dari peristiwa ini pula, sebagian ulama akhirnya melazimkan tasbih dan tahlil di atas kubur orang yang baru dimakamkan.
Hal ini disimpulkan karena Saad bin Muadz yang begitu mulia saja mengalami hal yang tidak mengenakkan di dalam kubur, apalagi umat Islam umumnya.
Meskipun begitu, tidak semua ulama mengambil pendapat yang sama. Yang jelas, peristiwa ini menjadi pelajaran buat kita semua bahwa amal soleh saja masih belum cukup untuk keselamat diri. Perlu doa dari yang masih hidup agar Allah subhanahu wata’ala mengampuni dosa mayit.
Dan buat kita umumnya, jangan pernah merasa aman dari fitnah kubur. Tetaplah menjaga istiqamah kita, dan berdoalah agar Allah menyelamatkan kita dari fitnah kubur dan azab neraka jahanam. [Mh]