WAHAI Ibu hamil, jangan lupa untuk menjaga lisan. Jangan sampai janin mendengar kata-kata yang tidak baik, kosa kata jelek, kata kotor.
Hati-hati juga Ayah, jangan sampai membuat marah Bunda sehingga mengeluarkan kata-kata yang tidak baik.
Ayah Bunda, motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto W. menulis, ada sebuah penelitian yang menarik untuk kita simak.
Penelitian ini dilakukan oleh seorang ilmuan yang berasal dari Jepang bernama Dr. Masaru Emoto yang berhasil mendapatkan foto kristal air pertama di dunia bersama sahabatnya, Kazuya Ishibashi.
Ia adalah seorang ilmuwan yang ahli dalam mikroskop.
Foto kristal air ini didapat dengan cara membekukan air pada suhu -25 derajat celcius dan difoto dengan alat foto berkecepatan tinggi.
Hasilnya adalah air ternyata mampu merespon terhadap kata-kata, gambar serta musik baik secara positif ataupun negatif.
Jika kita mengatakan pada air kata-kata “cinta dan terima kasih” maka hasil foto kristal airnya sungguh dahsyat yakni membentuk kristal air heksagonal yang indah.
Sebaliknya, jika kita mengatakan pada air kalimat “kamu bodoh” maka air itu tidak akan membentuk kristal bahkan gambarnya sangat jelek sekali dan tak beraturan.
Baca Juga: Manfaat Daging Merah untuk Ibu Hamil dan Jumlah Porsi yang Dibutuhkan
Banyak sekali percobaan yang sejenis misalnya ada yang melakukan percobaan terhadap nasi.
Ada dua buah toples yang diisi nasi. Katakanlah toples A dan toples B. Pada masing-masing toples ditempelkan label yang bertuliskan kata-kata sebagai berikut:
Toples A: “Kamu pintar, cerdas, cantik, baik, rajin, sabar, aku sayang padamu, aku senang sekali melihatmu, aku ingin selalu di dekatmu, I Love You, terima kasih”.
Sedangkan Toples B bertuliskan: “Kamu bodoh, goblok, jelek, jahat, malas, pemarah, aku benci melihatmu, aku sebel dan aku tidak mau dekat-dekat kamu“.
Kedua botol ini kemudian diletakkan di tempat terpisah dan pada tempat yang sering dilihat, kemudian semua orang membaca label pada botol dengan keras setiap kali melihat botol-botol tersebut.
Setelah satu minggu kemudian, nasi dalam botol yang dibacakan kata-kata negatif ternyata cepat sekali jadi busuk dan berwarna hitam dan berbau tidak sedap.
Sedangkan nasi dalam botol yang dibacakan kata-kata positif masih berwarna putih kekuningan dan baunya harum seperti ragi.
Nah, apa yang dapat kita ambil hikmah dari cerita di atas. Iya benar, kuncinya adalah kata-kata.
Baca Juga: Efek Puasa Ibu Hamil dalam Membentuk Keimanan Anak Sejak Dini
Inilah Pentingnya Ibu Hamil Menjaga Lisan
Kita tahu, 70-80% tubuh manusia terdiri dari air. Coba kita bayangkan jika yang keluar dari mulut seseorang kata-kata jelek, buruk maka tubuh itu akan menjadi seperti apa?
Sebaliknya, jika sering mendapatkan kata-kata yang baik maka manusia itu akan menjadi baik. Jadi kita harus menghindari kata-kata yang jelek.
Jangan berkata kotor. Jangan berkata negatif. Jangan mengumpat. Jangan berbohong. Jangan ghibah. Jangan namimah. Jangan berbicara kejelekan orang lain.
Jangan berkata yang melukai perasaan orang lain. Jangan menjelekan orang lain. Jangan merendahkan orang lain. Jangan berkata pesimis. Jangan berkata buruk.
Jangan memojokkan orang lain. Jangan membuat orang lain tersinggung. Jangan berkata yang menjatuhkan mental orang lain.
Jangan berkata yang membuat orang lain patah semangat. Jangan berkata yang membuat orang lain dihantui rasa bersalah. Jangan berkata yang membuat orang lain terpuruk.
Jangan berkata yang membuat orang lain susah. Jangan berkata yang membuat orang lain dendam. Jangan berkata yang membuat orang lain tertekan dan stres.
Bayangkan, jika kita mengatakan semua hal di atas kepada orang lain misal kepada istri yang sedang mengandung anak kita.
Akan jadi seperti apa janin yang ada dalam kandungannya.
Kata jorok yang dikatakan pada nasi saja membuat nasi menjadi sangat busuk apalagi ribuan kata bahkan lebih banyak lagi kata negatif kepada istri atau anak kita, jadi seperti apa mereka itu?
Tidak hanya suami yang harus menjaga kata-katanya. Seorang istri yang sedang hamil juga harus menjaga kata-katanya.
Bunda tahu, kalau di dalam kandungan itu di usia tertentu pendengaran bayi sudah mulai aktif. Bayipun mendengar suara apapun dalam tubuh ibunya.
Ia mendengar jantung ibunya, mendengar suara darah, suara lambung dan berbagai suara yang lain. ia juga mendengar suara-suara dari luar.
Hebatnya lagi, dari berbagai suara di luar yang paling jelas didengar janin adalah suara ibunya. Karena suara ibunya itu bisa masuk ke dalam dan lebih mudah didengar janin.
Jadi bagi ibu-ibu yang sedang hamil, hati-hati dalam berbicara. Pastikan yang diucapkan yang baik-baik saja seperti membaca Al Quran, berdzikir, mengajak ngobrol janin dengan suara yang lembut dsb.
Bunda, perhatikan, doa atau ucapan wanita yang terasa berat karena sedang mengandung itu cepat sekali Allah kabulkan.
Makanya saat mengandung, hati-hati dengan ucapan karena begitu cepat dikabulkan.
Jangan mengeluh, jangan menolak kelahiran, jangan berkata yang buruk terutama kepada janinnya. Pastikan kata-kata kita itu kata-kata yang baik meskipun kita sedang merasa berat.
Bunda, seorang wanita itu mampu berbicara dalam sehari sebanyak sekitar 24.000-48.000 kosa kata sedangkan seorang laki-laki hanya sekitar 5.000 – 7.000 kosa kata.
Jadi seorang wanita itu memang diciptakan untuk banyak bicara (cerewet).
Baca Juga: Ibu Hamil yang Belajar akan Mempengaruhi Tumbuh Kembang Janin
Nah sekarang, pertanyaannya, kenapa wanita itu banyak bicara, jawabannya adalah agar para ibu lebih banyak memberikan kecerdasan linguistik untuk anak-anaknya.
Jadi Bun, kelebihan wanita yang cerewet itu bukan digunakan untuk menggunjing orang lain, ghibah, ngrasani (gosip) tetapi untuk memberikan kecerdasan linguistik kepada anak-anaknya.
Seorang wanita yang cerewet itu berarti memiliki kecerdasan linguistik yang tinggi, manfaatkanlah kelebihan itu untuk meningkatkan kecerdasan anak.
Yaitu dengan cara banyak berdialog, bercerita, bertanya dan sering mendongeng sehingga kecerdasan linguistik anak akan semakin meningkat.
Hal itu bisa bunda praktikkan juga saat bunda hamil. Perbanyaklah mengajak ngobrol janin, insha Allah janin akan merespon serta akan menstimulus perkembangan otaknya.
Wanita punya kosa kata yang banyak maka cenderung cerewet. Kalau ibu mengeluarkan banyak kata ya ngoceh lah dengan anak. Keluarkan dengan cara mendidik anak.
Kecerewetan seorang wanita itu juga akan berdampak positif pada kesehatannya.
Jadi Ayah Bunda, sebaiknya kita segera sadar dan bijaksanalah selalu dalam memillih kata-kata yang akan diucapkan.
Demikian juga, kita perlu mengendalikan pikiran-pikiran yang muncul agar senantiasa memupus pikiran negatif dan senantiasa menghidupkan pikiran positif.
Sebagai orang tua, berusahalah agar mulut selalu mengeluarkan kata-kata positif dan kata-kata yang membangun jiwa dan mental anak-anak.
Senantiasa berpikir dan berkata positif dan senantiasa melawan pikiran dan kata-kata negatif. Kata Nabi, berkatalah yang baik atau diam.[ind]