QOLBUN salim atau hati yang bersih melahirkan lisan yang baik, amal yang shalih dan akhlak yang mulia sehingga orang lain merasakan kebaikan dia sebagai muslim, dan yang muncul adalah keselamatan dan kedamaian.
Ustaz K.H. Iman Santoso, Lc., M.E.I. menjelaskan tentang hati yang bersih.
{ يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبࣲ سَلِیمࣲ }
“(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (As-Syu’ara 88-89)
Sebagian besar manusia sangat peduli dengan urusan fisik, tetapi banyak yang tidak peduli dengan urusan hati. Padahal hati bisa sakit seperti fisik sakit dan bisa mati seperti matinya fisik.
Hati adalah sumber kebahagiaan dan kesengsaraan. Hati juga sumber kebaikan dan keburukan. Maka sering diungkangkan hatinya bersih, hatinya baik, hatinya bahagia. Bisa juga sebaliknya.
Jika fisik sakit dan mati, maka itu hanya berdampak di dunia, tetapi jika hati sakit dan mati maka berdampak di dunia dan akhirat berupa kesengsaraan di dunia dan akhirat.
Ayat di atas menerangkan bahwa qolbun salim merupakan parameter keselamatan hidup manusia di akhirat.
Pada saat harta, anak dan keluarga tidak akan berarti lagi kecuali mereka yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
Oleh karena itulah, betapa pentingnya kita mengetahui hakikat hati, cara pengobatannya, cara merawatnya dan segala hal yang terkait dengan hati. Betapa penting pembahasan tentang hati.
Makna qolbun salim secara bahasa, hati yang bersih dari penyakit.
Baca Juga: Ilmu Bisa Membersihkan Karat di Hati
Qolbun Salim akan Melahirkan Keselamatan dan Kedamaian
Sedangkan makna secara istilah, yaitu hati yang tidak mengenal dan menerima kecuali Islam, baik dari aspek aqidah yaitu keimanannya kepada Allah Ta’ala dan terhadap rukun iman lainnya penuh dengan keyakinan tanpa ragu dan bersih dari kemusyrikan.
Dari aspek syariah, yaitu menerima syariah Islam, dari aspek akhlak, berupaya untuk menghiasi diri dengan akhlak Islam.
Para ulama salaf mengartikan dengan beberapa istilah:
1. Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, hati yang hidup yang menyaksikan tidak ada illah kecuali Allah.
2. Mujahid, hati yang tidak ada keraguan di dalamnya.
3. Qatadah, hati yang bersih dari kemusyrikan.
4. Ibnu Zaid, hati yang bersih dari syirik, adapun dosa tidak seorang pun yang bebas dari dosa.
5. Ad-Dahak, hati yang bersih atau ikhlas.
6. Ibnu Sirin, hati yang meyakini dengan ilmu bahwa Allah adalah hak, bahwa kiamat pasti akan datang dan bahwa Allah membangkitkan orang dari kuburnya.
7. Said bin Al-Musayyib, yaitu hati yang sehat, hati orang beriman. Sedangkan hati orang kafir dan munafik berpenyakit.
“Dalam hati mereka ada penyakit.” (Al-Baqarah 10).
10. Abu Utsman An-Naisaburi, hati yang bersih dari bi’dah dan tenang pada sunnah Rasul saw.
Demikian juga para ahli tafsir menjelaskan qolbun salim, tidak berbeda dengan yang disampaikan para ulama salaf, walaupun berbeda redaksi.
Berkata At-Thabari, hati bersih dari keraguan terhadap tauhid dan kebangkitan setelah kematian.
Dan kesimpulannya bahwa, qolbun salim adalah syarat keselamatan dan kebaikan seseorang.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
المُسْلِمُ مَن سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِن لِسانِهِ ويَدِهِ
“Muslim adalah orang yang ketika umat Islam selamat dari lisan dan tangannya.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Qolbun salim atau hati yang bersih melahirkan lisan yang baik, amal yang shalih dan akhlak yang mulia sehingga orang lain merasakan kebaikan dia sebagai muslim, dan yang muncul adalah keselamatan dan kedamaian.[ind]
Sumber: https://t.me/robbanimediatama