TRAGEDI Itaewon terjadi pada Sabtu, 29 Oktober 2022 malam waktu setempat. Malam itu sangat mencekam karena ratusan ribu orang berdesakan di tempat tersebut.
Orang-orang tumpah ruah datang ke Itaewon untuk merayakan Halloween. Namun, tidak ada yang menyangka bahwa perayaan tersebut harus berubah menjadi kesedihan.
Baca Juga: Itaewon dan Sebuah Pesta Petaka
Perbedaan Serangan Jantung dan Henti Jantung yang jadi Penyebab Ratusan Orang Tewas di Tragedi Itaewon Tragedi Itaewon
Perayaan ini merupakan perayaan yang diadakan kembali setelah dua tahun tidak ada acara serupa karena Covid-19. Oleh sebab itu, tidak heran acara ini mengundang antusiasme yang sangat tinggi dari masyarakat.
Tragedi Itaewon ini membuat dunia kembali berduka. Sebelumnya, ratusan orang tewas dalam tragedi Kanjuhuran dan menyisakan duka tidak hanya bagi para pencinta sepak bola, tetapi bagi masyarakat dunia.
Tagar #PrayForSouthKorea menggema di Twitter, menandakan bahwa masyarakat berduka atas tewasnya 140 orang lebih di Itaewon. Penyebab meninggal paling banyak adalah terinjak-injak sampai mengalami sesak napas.
Selain itu, banyak juga yang mengalami serangan jantung sampai henti jantung. Terlihat dari video yang tersebar di internet, bukan hanya para personel pemadam kebaran atau tenaga kesehatan, orang-orang saling membantu untuk melakukan CPR agar bisa mengembalikan fungsi napas dan jantung.
Perbedaan serangan jantung dan Henti Jantung
Sahabat Muslim, tahukah kamu bahwa serangan jantung dan henti jantung ternyata merupakan kondisi yang berbeda.
Dilansir dari British Heart Foundation, serangan jantung tidak sama dengan henti jantung. Serangan jantung adalah ketika salah satu arteri koroner tersumbat.
Otot jantung pun kehilangan suplai darah vitalnya. Jika tidak diobati, otot jantung akan mulai mati karena tidak mendapatkan cukup oksigen.
Sementara itu, henti jantung adalah kondisi ketika jantung seseorang berhenti memompa darah ke seluruh tubuh sehingga berhenti bernapas secara normal.
Dilansir dari Cedars Sinai, mereka yang mengalami serangan jantung mungkin saja jantung mereka akan terus berdetak.
Namun, karena adanya penyumbatan, jantung tidak menerima semua darah dan oksigen yang dibutuhkan. Dalam kasus ini, tidak semua orang memiliki gejala yang sama
Ada yang mengalami nyeri dada atau sesak napas. Ada juga yang mungkin merasakan nyeri di bagian tengah dada dan bisa menjalar ke punggung, rahang, atau lengan.
Berbeda dengan serangan jantung, mereka yang mengalami henti jantung tidak harus didahului oleh penyakit jantung. Akan tetapi, henti jantung dapat menyebabkan kematian dalam beberapa menit jika tidak diobati.
Gejala serangan jantung termasuk pusing, kehilangan kesadaran, dan sesak napas. Dalam hitungan detik saja, seseorang menjadi tidak responsif dan mengalami kesulitan bernapas.
Menggunakan CPR dan defibrillator eksternal otomatis (AED) dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dibandingkan CPR saja sebesar 23%.
CPR dimaksudkan untuk memompa jantung agar darah mengalir dan bersirkulasi ke organ tubuh. AED mengirimkan kejutan listrik ke jantung dalam upaya untuk mengembalikan ritme normal.
Sangat penting untuk menggunakan alat ini dengan benar. Oleh sebab itu, kita melihat dalam tragedi Itaewon ini, banyak yang berusaha melakukan CPR agar bisa mengembalikan fungsi jantung. [Cms]