ChanelMuslim.com – Ada beberapa hal yang menyebabkan kita harus ‘tahsin’ dalam membaca al-Quran, yang dikutip dari tahsincenter.co, id.
3. Mengikuti jejak Rasulullah, para sahabat dan pewarisnya yang mendambakan surga.
Banyak hadis serta atsar sahabat yang menjelaskan keutamaan orang-orang yang senantiasa berinteraksi dengan al-Quran mulai dari memelihara kesempurnaan bacaannya hingga menghafalnya, namun cukuplah satu hadis Rasul yang menegaskan para ahli al-Quran adalah orang-orang yang terbaik. Rasulullah Saw bersabda :
????? ?? ???? ??????? ? ???? (???? ???????)
Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya ( HR. Imam Bukhari)
Sebagaimana dalam hadis di atas, Rasulullah menegaskan bahwa kedudukan seseorang menjadi yang terbaik ditunjukkan di antaranya dengan dua aktivitas utama ketika berinteraksi dengan al-Quran, yaitu belajar dan mengajarkan. Memang, untuk mencapai manfaat maksimum dari Kitab Allah ini adalah dengan melaksanakan dua aktivitas tersebut, dengan demikian terbukalah pintu-pintu kebaikan lainnya. Belajar adalah syarat utama untuk mencapai puncak ilmu dengan segala persyaratannya yang harus dilakukan, mengajarkan adalah memberikan kemanfaatan terhadap orang lain dari apa yang dipelajarinya di samping sebagai kontrol terhadap dirinya agar melaksanakan setiap ilmu yang dipelajarinya jauh sebelum ia ajarkan kepada orang lain.
Abduh Zulfidar Akaha dalam bukunya 13 Orang terbaik dalam Islam ( Al-kautsar, 2004) menerangkan, maksud mempelajari Alquran dari hadis di atas adalah belajar membaca Alquran dengan disertai hukum tajwidnya, agar dapat membaca Alquran dengan tartil dan benar seperti ketika diturunkannya. Dan hal demikian hanya dapat tercapai melalui talaqqi, belajar dengan berhadapan secara langsung antara guru dan murid dengan melibatkan indera utama melihat dan mendengar. Imam Al-Jazari salah seorang pakar ilmu Qiraat dan imam di bidangnya mengatakan “ aku tidak mengetahui jalan paling efektif untuk mencapai puncak tajwid selain dari latihan lisan dan mengulang-ulang lafazh yang diterima dari mulut orang yang baik bacaannya.
Memelihara al-Quran dari kesalahan yang tidak layak.
Para ulama tajwid membagi 2 kesalahan dalam membaca al-Quran, kesalahan pertama adalah lahn Jaliyy, yaitu kesalahan yang mudah diketahui seperti pengucapan huruf ? yang dibaca dengan huruf ? dalam lafazh ??? , tentunya kesalahan ini tanpa disadari telah merubah huruf al-Quran sehingga dihukumi sebagai kesalahan fatal yang menyebabkan keharaman apalagi kalau sampai merubah maknanya. Kesalahan kedua adalah yang disebut dengan lahn khofiy, kesalahan yang diketahui oleh orang-orang tertentu diantaranya oleh orang-orang yang memahami ilmu tajwid al-Quran. Kesalahan ini berkisar pada ketidakmampuan menerapkan kaidah hukum seperti idgham, ikhfa, iqlab dan lainnya. Kesalahan ini tergolong ringan sehingga sebagian menghukuminya makruh namun ada pula yang mengharamkannya sebab dengan demikian telah ikut merusak keindahan al-Quran. Dengan mempelajari ‘tahsin’ maka dipandang adanya usaha dari kita untuk membebaskan diri dari perangkap kesalahan ini dan berharap agar Allah senantiasa mengampuni ketidakmampuan untuk mencapai kesempurnaannya setelah berusaha secara maksimum.
4. Menuju kesempurnaan ridla Allah Swt.
Pelaksanaan ibadah kepada Allah Swt adalah dengan segenap perbuatan,ucapan, bahkan lintasan hati yang diorientasikan kepada Allah Swt dengan mengharapkan keridhaan-Nya. Agar sampai pada keridhaan-Nya, pelaksanaan ibadah yang dilandaskan pada perintah dan larangan-Nya. Keseriusan kita dalam mempelajari dan mengamalkan membaca Alquran dengan segala kesempurnaannya karena dilandasi keyakinan akan jaminan Allah dan Rasul-Nya akan mengantarkan pada golongan para ahli Alquran yang disanjung oleh Allah dan Rasul-Nya, Rasulullah Saw bersabda; “orang yang membaca Alquran dan ia pandai dalam membacanya, ia akan bersama para malaikat yang menjadi utusan yang mulia lagi suci, sedangkan orang yang membaca Alquran namun terbata-bata, kesulitan serta kesukaran dalam membacanya, ia akan memperoleh dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka orang demikian akan berusaha meminimalisir kesalahan bahkan melepaskan diri dari setiap kesalahan walau yang makruh sekalipun, karena ia paham makruh berarti dibenci, ya.. dibenci oleh Allah Ta’ala, akankah keridhaan Allah datang pada setiap lafazh Alquran yang dibacakan jika pembacanya senantiasa terjebak dalam kesalahan yang makruh sekalipun? Akankah seseorang yang kita senangi menaruh simpati kepada kita setelah kita berikan hadiah dengan sesuatu yang dibencinya? Karenanya membaca Alquran dengan tahsin adalah bagian dari memberikan yang terbaik pada kalam Allah.
Tidak ada kata terlambat untuk belajar, terlebih lagi belajar memperbaiki bacaan Alquran, meski umur sudah tidak muda. Carilah guru yang telah memiliki kompetensi atau ikuti halaqah-halaqah tahsin yang sering diadakan di mesjid. (w