HIDUP di dunia laksana pengembara. Artinya, kita hidup di dunia ini memang hanya sementara. Ujung-ujungnya kita akan meninggalkan dunia ini untuk menuju tempat yang abadi, yaitu akhirat.
Baca Juga: 5 Fase Kehidupan Manusia di Dunia
Hidup di Dunia Laksana Pengembara
عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ :
*《كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ》 .*
*[رواه البخاري]*
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda :
Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara.” Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu]“
(Hadits Riwayat Al-Bukhàri)
Pelajaran-pelajaran dari hadits
1. Hidup di dunia sementara, maka gunakan waktu untuk mencari bekal untuk kehidupan kekal di akherat dengan iman dsn amal shalih.
2. Bersegera mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak lalai dan menunda-nunda karena dia tidak tahu kapan datang ajalnya.
3. Zuhudlah di dunia dan jangan tertipu dengan kesenangan dunia yang akan fana ini, sungguh merugi orang yang tertipu dunia dan lalai akan negeri akherat.
4. Hendaknya menggunakan berbagai kesempatan dan momentum sebelum hilangnya berlalu. Jangan sampai menyesal kalau sudah meninggal tidak bisa beramal lagi.
5. Waspada dari teman yang buruk hingga tidak terhalang dari tujuannya.
6. Bersungguh-sungguh menjaga waktu dan mempersiapkan diri untuk kematian dan bersegera bertaubat dan beramal shaleh.
7. Jika ada kesempatan beramal maka segera lakukan, jangan menunda-nunda, karena belum tentu ada kesempatan lagi di waktu nanti.
8. Orang yang pintar adalah orang yang berusaha mencari bekal dengan amal shalih untuk perjalanan negeri akherat, sedangkan orang yang bodoh adalah tujuannya hanya berkutat untuk mendapatkan kesenangan dunia saja, lalai dari akhirat karena itu akan membinasakan dirinya sendiri.
Wallahu a’lam. [Cms]
Al-Ustaz Agus Santoso, Lc., M.P.I. حفظه الله تعالى*_
https://t.me/bimbingansyariah