Manusia pada dasarnya sedang dipuji, namun ada saatnya kita jangan sampai senang dipuji jika ternyata pujian tersebut tidak benar-benar ada pada diri kita, atau justru membuat kita semakin meninggi hingga sombong.
Ustaz Faisal Kunhi M.A pernah menyampaikan sebuah ungkapan dari kitab Shifatu ash-Shafwah, Ibrahim bin Umar menyampaikan bahwa Wahb bin Munabbih rahimahullah mengatakan,
إذا مدحك الرجل بما ليس فيك فلا تأمنه أن يذمك بما ليس فيك
“Jika seseorang memujimu dengan sesuatu yang tidak ada padamu, janganlah engkau merasa aman. Sebab, bisa jadi dia juga akan mencelamu dengan sesuatu yang tidak ada padamu.” (Shifatu ash-Shafwah halaman: 457)
Baca Juga: Aksi Heroik Adam Attalla Selamatkan Korban Kebakaran Tuai Pujian
Jangan Senang Dipuji
Penjelasan:
Saat kita silaturahim ketika Idul Fitri, ada teman yang memuji kita seperti, “Sekarang ramping ya”, atau, “Sekarang lebih bersih ya”, atau, “Sekarang kamu lebih sejahtera ya”, dan lain sebagainya.
Atau terkadang ada teman yang memuji kita dengan sifat yang tidak ada pada diri kita karena hanya ingin bercanda dan menyenangkan kita, seperti, “Wah wajahmu bersinar sekali seperti wajah penduduk surga”.
Seorang yang ikhlas dalam beramal, ia tidak menikmati pujian karena bukan itu tujuannya walau ia senang mendapatkannya.
Pujian adalah anugerah dari Allah bahwa Dia masih menutupi aib kita.
Pujian adalah pesan dari Allah agar kita memperbaiki diri, jangan sampai Allah menghukum kita karena tidak sesuai sangkaan orang tentang kita. Ketika dilihat orang kita terlihat seperti orang shalih tetapi saat sendirian kita bermaksiat kepadanya.
Dan jika saat Idul Fitri ada yang berkomentar hal yang tidak mengenakan tentang kita seperti: “kok kamu belum nikah juga sampai sekarang?”, “Kok kamu belum sukses juga sih”, dan lain sebagainya.
Maka anggap semua kata-kata itu adalah campur dan motivasi buat kita untuk semakin lebih baik lagi, walaupun kata-kata itu tidak pantas untuk dilontarkan.
Karenanya saat silaturahim ada beberapa hal yang pantang untuk ditanyakan untuk menjaga perasaan.
Seperti:
– Kapan nikah ?
– Kok belum punya anak juga?
– Kapan nih momong cucu?
– Kok masih naik motor aja?
Dan lain sebagainya
Ulama berkata :
تذوق كلماتك قبل ان تنطقها
فاحيانا يكون السم فى فينا
“Cicipi ucapanmu terlebih dahulu sebelum engkau mengucapkannya
Sebab terkadang racun ada dimulut kita”