DAURAH atau training untuk life skill pasti sudah sering. Atau daurah untuk kualitas hidup juga sudah banyak. Kali ini kami mengadakan daurah tadzkiyatun nafs untuk seluruh staff di kantor. Topiknya tentang kematian.
Training dzikrul maut. Mulai dari sakaratul maut, peristiwa alam kubur, yaumil hisab (hari perhitungan), telaga kautsar, kitab yang diterima baik atau buruk, jembatan shirath, surga vs neraka. Semua disajikan dalam cerita dan simulasi yang dibuat mendekati berdasarkan Al-Qur’an dan hadis.
Mungkin ada sebagian yang merasa aneh dengan istilah training kematian. Sementara, banyak orang merencanakan kehidupan masa depannya, tapi tidak banyak orang yang merencanakan kondisi kematiannya.
Baca juga: Pemimpin yang Rawan Menerima Suudzon
Memang, kematian akan datang tiba-tiba tanpa diduga-duga. Tetapi begitu banyak pelajaran dari bagaimana akhir dari kematian orang-orang.
Bicara kematian bagi orang tertentu adalah tabu dan membuat malas membicarakannya. Sementara kematian itu hal yang pasti, semua orang akan mengalaminya.
Tidak ada orang yang akan kekal di dunia ini. Tapi yang jadi masalah bukan kematiannya, tapi apa yang akan terjadi setelah mati dan tahapan apa yang akan dilalui setelah kematian yang harus dipersiapkan.
“Kayaknya ribet, dan ahh nanti saja mikirinnya,” salah satu komen yang aku dengar.
Lalu ada lagi yang berkata, “Ah serem ah, topiknya berat.”
Ya sudah serem sendirian saja. Namun semua orang seharusnya tahu hidup setelah mati tuh bagaimana, ngapain saja dan menyiapkannya dari sekarang. Karena logikanya semua orang pasti mati. Masa nggak disiapin?!
Dalam riwayat dikatakan seorang sahabat pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling cerdas?” Rasulullah lalu menjawab, “Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian, itulah orang yang paling cerdas.” (HR Ibnu Majah, Thabrani dan Al Haitsami)
Website: