ChanelMuslim.com – Surat Yasin ayat 71 menerangkan terkait salah satu nikmat Allah. Nikmat itu adalah berupa hewan ternak yang Allah ciptakan, sehingga dari hewan-hewan itu manusia mengambil banyak manfaat.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 70
Isi Surat Yasin Ayat 71
أوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ
“Tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka (makhluk) yang diperbuat oleh Tangan Kami yaitu binatang ternak yang mereka miliki (kuasai).”
Dilansir channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN yang mengutip buku “TAFSIR SURAT YAASIN”, Ustaz Abu Utsman Kharisman, dalam ayat ini Allah mengingatkan salah satu dari sekian banyak nikmat-Nya kepada manusia.
Dia ciptakan binatang ternak yang bisa dimiliki (dikuasai) oleh manusia. Kalimat mimmaa ‘amilat aydiina (yang diperbuat Tangan Kami) menunjukkan penetapan Tangan bagi Allah, sebagaimana akidah Ahlussunnah.
Kita menetapkan bahwa Allah memiliki Tangan, sebagaimana dalil-dalil lain yang sangat banyak dari al-Quran dan hadits Nabi yang shahih.
Kita tetapkan sifat tersebut sesuai dengan kemulyaan dan kesempurnaan Allah, tidak sama dengan makhluk apapun, dan tidak kita ketahui kaifiyatNya.
Kita tidak menolak penisbatan Sifat tersebut, tidak pula mencari-cari makna lain yang tidak Allah turunkan hujjah kepada kita dalam hal itu.
Apabila dalam ayat-ayat al-Quran maupun dalam hadits-hadits yang shahih dinyatakan bahwa Allah memiliki Tangan, kita beriman bahwa Allah memiliki Tangan secara hakiki sesuai dengan kesempurnaan dan kemulyaanNya.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 69, Nabi Muhammad bukan Penyair
Jangan Mencari Makna lain
Tangan tersebut tidak sama dengan tangan makhluk manapun. Kita juga tidak boleh memikirkan atau menanyakan seperti apa atau bagaimana Tangan Allah itu.
Tidak boleh kita cari-cari makna lain untuk menolak penetapan Tangan tersebut, kemudian menganggap bahwa maksud dari ‘Tangan’ dalam ayat atau hadits itu adalah ‘kekuatan’ bukan tangan yang sebenarnya.
Mari kita simak akidah dari Ulama’ Ahlul Hadits, sebagai contoh al-Imam atTirmidzi (salah seorang murid al-Imam al-Bukhari). Beliau meriwayatkan hadits berikut dalam kitab Sunan atTirmidzi no 598:
إِنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ الصَّدَقَةَ وَيَأْخُذُهَا بِيَمِينِهِ فَيُرَبِّيهَا لِأَحَدِكُمْ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ مُهْرَهُ حَتَّى إِنَّ اللُّقْمَةَ لَتَصِيرُ مِثْلَ أُحُدٍ وَتَصْدِيقُ ذَلِكَ فِي كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ { أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ } وَ { يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ }
“Sesungguhnya Allah menerima shodaqoh dengan Tangan Kanannya kemudian Allah tumbuhkan untuk salah seorang dari kalian sebagaimana kalian memelihara kuda kecil (hingga menjadi besar). Sampai-sampai (shodaqoh) sesuap (makanan) akan terus membesar hingga sebesar gunung Uhud.
Bukti pembenaran hal itu dalam al-Quran adalah :
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ
“Tidakkah kalian tahu bahwasanya Allah menerima taubat dari hambaNya dan mengambil shadaqoh-shadaqoh.” (Q.S At-Taubah : 104).
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
Allah membinasakan riba dan menumbuhkan shodaqoh-shodaqoh (Q.S al-Baqoroh: 276).
(H.R atTirmidzi no 598). [Cms]