SALAH satu keutamaan melaksanakan sunnah Allah adalah dapat meraih predikat dari Allah sebagai wali-Nya.
Wali jika kita pahami terlebih dahulu secara bahasa adalah al-qorib yaitu dekat. Dalam surah Yunus ayat 62-63 Allah berfirman:
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63)
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)
Baca Juga: Sentuhan Lembut Cinta Suami Istri
Hadis Arbain 38: Keutamaan Melaksanakan Sunnah
Dari ayat di atas, Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata tentang wali Allah,
فَأَوْلِيَاءُ اللهِ هُمُ المُؤْمِنُوْنَ المُتَّقُوْنَ
“Wali Allah adalah mereka yang beriman dan bertakwa” (Al-Furqan bayna Awliya’ Ar-Rahman wa Awliya’ Asy-Syaithan, halaman. 25)
Sebagian ulama lainnya menyebutkan bahwa wali Allah adalah,
كُلُّ مُؤْمِنٍ تَقِيٍّ لَيْسَ بِنَبِيٍّ
“Setiap orang beriman dan bertakwa selain dari nabi.” (Disebutkan dalam Minhaj As-Sunnah, 7:28 dan Fatawa Muhimmah li ‘Umum Al-Ummah karya Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, halaman. 84)
Lalu pada hadis arbain nomor 38, Rasulullah menjelaskan keutamaan wali Allah:
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata: Rasulullah shallallah’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhya Allah ta’ala berfirman: Siapa yang memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya.
Tidak ada taqarrub-nya seorang hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya.
Dan hambaku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk berbuat dan kakinya yang digunakan untuk berjalan.
Jika dia meminta kepadaku niscaya akan aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.“ (Riwayat Bukhori)
Pelajaran yang dapat diambil dari hadis:
1. Besarnya kedudukan seorang wali, karena dirinya diarahkan dan dibela oleh Allah ta’ala.
2. Perbuatan-Perbuatan fardhu merupakan perbuatan-perbuatan yang dicintai Allah ta’ala.
3. Siapa yang kontinu melaksanakan sunnah dan menghindar dari perbuatan maksiat maka dia akan meraih kecintaan Allah ta’ala.
4. Jika Allah ta’ala telah mencintai seseorang maka dia akan mengabulkan doanya.
Rasulullah adalah kunci untuk dicintai Allah, melakukan hal-hal sunnah dapat menjadi jalan untuk dicinta Allah. [Ai/Ln]