NASIHAT seorang ibu ketika anaknya mengatakan aku ingin hijrah ini ditulis oleh Maya Agustiana. Suatu hari kakak berkata, “Ibu aku ingin hijrah.”
Ibunya cuma bilang, “Bagus, Nak.”
Berhari-hari mencari peluang untuk bicara pada kakak tentang makna hijrah. Hingga suatu ketika, saat shalat isya berdua saja, ibu membaca:
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman).
Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah: 257)
Selesai shalat, ibu bilang, “Hijrah itu maknanya kita mengambil Allah sebagai pelindung kita. Bagaimana Allah menjadi pelindung kita adalah saat Allah telah ridho kepada kita.
Kita pun masuk surga karena keridhoan Allah bukan karena panjangnya jilbab kita atau banyaknya amal ibadah serta ilmu kita. ”
“Yang kedua, jagalah adab sebelum ilmu. Tidak ada artinya ilmu tanpa akhlak, tanpa santun. Tidak baik jika kakak sudah menjaga penampilan kakak dan beribadah yang banyak tapi akhlak terhadap orang lain buruk.
Ingatlah doa-doa orang yang terzalimi karena kita akan langsung didengar Allah, maka itu akan membuat kita merugi karena pahala amalan kita akan terpotong karena ketidakridhoan orang lain.
Rasulullah pun berkata, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab Syu’bil Iman dan Hakim).
Baca Juga: Tiga Nasihat untuk Pengantin Baru
Nasihat Seorang Ibu Ketika Anaknya Mengatakan Aku Ingin Hijrah
“Jadi intinya terus mengingat Allah ya, Bu.”
“Iya, selanjutnya bersyukur karena rasa syukur akan menjaga kakak untuk terus ingat pada Allah. Kata Allah,
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)
“Kak, tetap lah berpegang teguh pada Allah, Rasulullah dan orangtua ketika mereka taat pada Allah. Karena orangtua yang taat tidak ingin anaknya terjerumus ke lubang berbahaya.
Seperti saat Rasulullah berdakwah agar umatnya selamat dari api neraka.”
Kisah di atas adalah nasihat seorang ibu untuk anaknya. Ketika hati anak dipenuhi keinginan untuk berubah menjadi baik dan gelisah untuk segera memulainya,
ini adalah saat yang tepat untuk memberikan beberapa nasihat yang berisi prinsip-prinsip dalam kehidupannya sebagai muslim.
Dengan terus berdialog dan mendekatkan hati serta berdoa untuk mereka, in sya Allah hati-hati yang masih murni ini akan menerima pesan-pesan ayah bundanya dengan hati yang lapang.
Semoga Allah menjaga hati-hati ini untuk tetap berada dalam jalan keimanan. Aamiin. [ind]