ChanelMuslim.com – Legiman, kakek yang mengemis di Pati ternyata mempunyai aset mencapai satu milyar rupiah.Legiman saat itu tertangkap satpol PP Kabupaten Pati. Ia mengakui dalam satu hari dalam mengemis bisa mengumpulkan satu juta per hari. Namun, kali ini saat tertangkap, Legiman hanya mendapatkan uang senilai Rp 695 ribu rupiah.
Jika dihitung dalam sebulan, pendapatan sebulan Legiman bisa mencapai 30 juta rupiah. Itu belum dikurangi makan, transportasi untuk mengemis. Makanya dengan pendapatan tersebut, Legiman bisa mempunyai tabungan senilai Rp 900 juta, aset rumah senilai 275 juta dan tanah senilai Rp 250 juta. Masihkah ingin beri uang untuk peminta-minta?
Profesi Menjanjikan
Betahnya Legiman menjadi pengemis karena profesi ini menjanjikan. Hanya nongkrong di tempat keramaian, menangadahkan tangan, memasang muka dengan mimik melas agar orang iba, maka uang didapat. Profesi pengemis memang unik di Bekasi saja jumlah pengemis dan gelandangan mencapai 24.709 orang. Bisa dibayangkan bagaimana menjanjikan profesi ini. Dengan total jumlah penduduk Kota Bekasi yang mencapai 2,5 juta orang merupakan pasar potensial bagi para pengemis dan gelandangan untuk mendapatkan recehan uang ribuan hingga seratus ribuan.
Padahal pengemis itu sebetulnya bukan profesi tapi terjadi pergeseran nilai budaya masyarakat sehingga membuat pengemis menjadi profesi yang menjanjikan untuk mendapatkan uang.
Alasan Menjadi Pengemis
Ada yang menjadikan pengemis menjadi pekerjaan adapula karena keterpaksaan. Orang seperti ini biasanya tidak berdaya dan terpaksa menjadi pengemis karena cacat bawaan. Meski ada yang cacat memilih bekerja karena tidak mau menjadi pengemis. Karena ia ingat akan hadist Rasulullah SAW yang melarang orang untuk meminta-minta.
“Barangsiapa meminta-minta kepada orang lain dengan tujuan untuk memperbanyak kekayaannya, sesungguhnya ia telah meminta bara api; terserah kepadanya, apakah ia akan mengumpulkan sedikit atau memperbanyaknya” (HR. Muslim no. 1041).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَأَنْ يَغْدُوَ أَحَدُكُمْ، فَيَحْطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ، فَيَتَصَدَّقَ بِهِ وَيَسْتَغْنِيَ بِهِ مِنَ النَّاسِ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ رَجُلًا، أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ ذَلِكَ، فَإِنَّ الْيَدَ الْعُلْيَا أَفْضَلُ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
“Jika salah seorang di antara kalian pergi di pagi hari lalu mencari kayu bakar yang di panggul di punggungnya (lalu menjualnya), kemudian bersedekah dengan hasilnya dan merasa cukup dari apa yang ada di tangan orang lain, maka itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi ataupun tidak, karena tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dan mulailah dengan menafkahi orang yang engkau tanggung” (HR. Bukhari no. 2075, Muslim no. 1042).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِىَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِى وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ
“Seseorang yang selalu meminta-minta kepada orang lain, di hari kiamat ia akan menghadap Allah dalam keadaan tidak sekerat daging sama sekali di wajahnya” (HR. Bukhari no. 1474, Muslim no. 1040 ).
Ubah Mindset Mengemis dan Memberi
Agar tidak menjadikan pengemis memang diperlukan mengubah mindset. Mental untuk berusaha bekerja dengan kepandaian yang ada. Karena Alloh tidak mungkin memberikan kepandaian kepada kita semua untuk bertahan hidup di dunia ini. Burung saja selalu mendapatkan makanan dengan pergi dari pagi pulang sore. Ini artinya rezeki kita sudah dijamin oleh Alloh SWT, tinggal kita berusaha mengambilnya. Mengambil rezeki bukan meminta-minta. Meski itu merupakan usaha tapi dilarang oleh Rasulullah SAW.
Profesi yang sangat disukai oleh Rasulullah SAW adalah berdagang bukan mengemis. Beliau sudah mencontohkannya kepada kita semua, bagaimana ia menjual dagangan milik Khadijah sebelum jadi istrinya. Berdagang juga disebut sebagai sebaik-baik profesi.
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (HR Al-Baihaqi).
Dengan mengubah mindset mengemis menjadi berdagang pastinya tidak akan ada orang yang mengemis lagi. Ditambah lagi kita juga harus mengubah mindset kita untuk memberi kepada pengemis. Jangan sampai mudah terenyuh kepada para pengemis, bisa jadi ia lebih kaya daripada kita yang memberi. Memang kita bisa mendapat pahala, tapi tidak tepat sasaran.
Oleh karena itu jangan manjakan pengemis, pengamen hingga gelandangan. Kebanyakan mereka malah tidak jelas agamanya, shalat juga tidak. Begitu pula sedikit yang mau perhatian pada puasa Ramadhan yang wajib. Sebaiknya cari orang terdekat yang sholeh dan lebih berhak untuk diberi, yaitu orang yang miskin yang sudah berusaha bekerja, tapi tidak mendapatkan penghasilan yang mencukupi kebutuhan keluarganya. Mungkin diantaranya adalah dari orang terdekat, seperti saudara, tetangga. (Ilham)